Minggu, 09 Februari 2014

jika kelak rinduku tak abstrak lagi

Kesucian cinta mungkin tak layak lagi kusinggahkan padamu keindahan Sang Gusti. Aku masa lalumu yang membuatmu lunturkan keindahan dibalik kerudung hitammu. Kain polos itu menyembunyikan sejuta keindahan yang terselip dalam setiap senyum yang menebarkan damai pada jiwaku yang begitu melihatmu langsung menjatuhkan hati, saat dulu. Tiga belas bulan berlalu saat Gusti Allah menyatukan kita, dengan cintaNya aku mencintaimu, menjagamu seolah aku tak ingin melepaskanmu, menjadikanmu wanita istimewa, se-istimewa kerudung yang menutup auratmu. Aku masih menantikanmu, menunggu hingga aku menjadi halalmu dalam restu agama kita.

Rinduku abstrak, seperti segala lukisaan yang kulukiskan kala bayangmu mengajakku berbincang tentang masa depan kita kelak. Aku tak ingin membuat cinta kita menjadi dosa bagimu, ketika aku sedang dimabukkan rindu dan cinta yang selalu ku jaga demi cinta yang kusiapkan untukmu saat itulah perasaanku diuji dengan kecintaanmu yang melebihi apapun kau persembahkan untuk Tuhan. Baiklah aku yang kau tinggalkan dijalan ini demi jalan kebenaran sesuai keinginanNya yang telah memberi nafas padaku untuk mencintaimu, dan keindahan hati padamu untuk sempat menerima aku menjadi salah satu pria beruntung yang sempat berbuat dosa ini. Tuhan tidak salah mempertemukan kita, tetapi aku salah yang memintamu menjadi kekasih bukan halalku saat ini.

Kau wanita yang menyembunyikan kecantikan luar biasamu dibalik kerudungmu, Diana. Menyimpan hati yang bagai mutiara, berkilau kelak dengan segala kerendahan hati. Janjiku pada sang waktu, aku akan bertanggungjawab atas perasaan yang sempat kau rasakan, aku akan menjemputmu dengan halal dihadapan Gusti. Ketika kelak semua akan terjadi atas seizinNya. Maka langkahku akan diringankan dengan segenggam harap dari kedua insan yang melahirkan kita kedunia ini. Bukan tak beralasan aku mencintaimu, bukan tak ada harapan aku menunggumu untuk menjadi bagian dari hidupku nanti.

Maka suatu saat rinduku ini tak abstrak lagi, karna jelaslah bahwa rindu yang mengalir dalam darahku hanya terjaga untukmu, untuk menantimu menjadi makmumku. Sungguh dalam darahku mengalir keinginan menjadi imam halalmu, aku seperti mampu melihat keindahan hatimu yang nyatanya tersimpan jauh. Izinkan aku menantimu walau aku tak tahu hingga kapan penantianku ini tidak lagi sia-sia, hingga kapan rinduku tak abstrak lagi itu hanya Tuhan yang berkuasa menjawabnya melalui waktu yang terus berputar.

Walaupun besar keinginanku menjadikanmu makmumku, ketahuilah Diana, bahwa aku hanya seorang yang lemah ketika berbanding dengan kekuatan hatimu untuk meninggalkanku disini dengan sebagian hati yang belum ikhlas membiarkan langkahmu semakin jauh. Tetapi karnamu aku semakin mengenal besarnya Kuasa Sang Gusti, perlahan jiwaku damai karna semua harus ku ikhlaskan demi cintaku padaNya. Izinkan kelak rinduku menjadi nyata karna kau memintamu untuk tempat hatiku tinggal dalam karunia Allah kita.




nrt.smnjntk
plg.09fb14