Minggu, 08 Desember 2013

karna aku takut jika semua akan semakin menjauh



Ceritanya masih cerita yang sama. Cintanya masih cinta yang sama. Bahkan bahasa yang kupakai masih sama. Hanya tahunnnya yang akan berganti, padahal aku belum mau mengahabiskan tahun ini. Karna aku takut akan tidak lagi melihatmu seprti saat ini, dengan cinta yang berada dalam diam. Dalam segala kata yang kurangkai seolah menceritakan bahwa aku dan kamu selalu bersama, nyatanya tidak. Entah bagaimana aku akan menyambut pergantian ini sementara hatiku belum bisa menyambut apapun yang akan kau tinggalkan ditahun ini. Semuanya. Semua yang menggantung, tapi tak terlihat hanya mampu dirasakan. Aku tidak pernah akan melupakanmu, hanya saja aku berusaha untuk membiasakan diri tanpamu (lagi). Dan nyatanya itu lebih sulit dari melupakanmu.

“dan entah mengapa aku belum rela untuk melupaka, walau dia mungkin sudah lupa. Bahkan semua kenyataan yang dia rasakan dulu berbeda dengan kenyataan kini meski aku terlambat aku mengetahuinya. Bahkan saat semua disekitarku telah membukakan pintu untuk yang lain, justru aku masih tetap menutupnya sejak dia pergi, hingga kini dia tak ingin mencoba masuk lagi.”

Siang ini, dalam perjalanan sepulang gereja, tak semua yang menjadikan aku kuat terlihat kuat. Bahkan aku lemah, aku gadis muda yang menghabiskan sedikit waktuku untuk bermain dengan kesedihan yang berdiam dalam angan sebuah mimpi yang tak berwujud. Aku pulang dengan harapan dari Advent II ini aku mendapat pembaruan hati, hingga kelak akhirnya Tuhan memngirimkan kado natal terindah.

“aku mengetahui kesedihanmu nak, aku bisa melihatnya dari matamu dengan semua yang pernah kau rasakan. Biarkan cintamu tetap sperti itu, dan biarkan hingga waktu yang akan menghapusnya agar kau rela melepas semuanya.” 

Beliau begitu mengejutkanku yang sedang melamun dalam abstrak yang kupikirkan. Aku tak mengenalnya, tapi yang aku tahu dia juga baru pulang dari gereja yang sama yang kudatangi. Aku masih diam dan bingung dengan perkataan yang tiba-tiba dia ucapkan yang memang itu benar. Tetapi dia  masih menyambung perkataannya, seolah dia benar-benar pembaca pikiran yang handal, dia berkata “aku selalu melihatmu datang kegerja dengan doa yang sama yang selalu kau ucapkan, matamu tak bisa berbohong nak, kau memang tidak meneteskan air mata pada pipimu, tapi hatimu basah selalu menangis, bahkan itu lebih sakit dari sekedar mengeluarkan air mata pada pipimu.” Aku masih bingung. Tetapi ibu itu benar-benar tahu, tanpa aku mengungkapakan sekalimatpun dia sudah bisa tau. 

Kemudian aku berkata “ Aku terlanjur mencintainya bu, karna dia terlanjur bisa menghapus sakit yang kukira tak akan bisa sembuh. Dia mampu membawaku kembali kepencerahan tentang Kuasa Tuhan setelah aku hampir disesatkan oleh kuasa setan, bahkan dia membantuku untuk bersikap biasa ketika semua menjadi beban pikiranku saat aku jatuh kelubang yang salah, dia begitu sederhana mengajarkanku tentang kasih dan kemuliaan. Ketika aku gelap, dan aku hampir menjadi satu dengan kuasa setan. Itu yang hingga kini tak bisa aku lupa. Itu yang membuatnya melekat walau tanpa perekat apapun. Sementara kini semua tak lagi seperti dulu. Aku selalu mengingatnya, bahkan mungkin aku tak rela jika tahun berganti, karna aku takut jika semua akan semakin menjauh.”

“harusnya kamu bersyukur nak, tahun akan berganti, Natal akan datang. Kamu harus tahu, tak ada waktu yang lebih pasti selain masa Natal untuk menyaksikan berbagai macam keajaiban. Ketika semua mimpi dan permohonan seolah terwujud. Maka biarlah keajaiban Natal yang akan mewujudkan mimpimu yang sebenarnya bukanlah mimpi, tetapi keinginan. Dan birakanlah semua menjadi kado Natal bagimu, walau semua yang akan terjadi tak seperti keinginanmu.”

Baru saja aku ingin membalas perkataan itu, tetapi beliau sudah sampai pada tujuannya. Aku seperti bertemu malaikat. Aku tidak pernah tau, kelak Tuhan akan memberikan kado Natal apa tahun ini. Aku tidak mengerti mengapa Tuhan mempertemukanku denganmnya ditahun ini. Saat aku yang sebelumnya tidak pernah tau bahwa ada dia disini, hingga semuanya mulai didekatkan, hingga ternyata dia diam dengan segala apa yang dipendam, dan hingga membuat aku yang sebelumnya tidak tahu menjadikanmu fokus dalam pandanganku, dan hingga akhirnya kau menjauh. Aku sempat merasa hampir tertidur diawan, tetapi mungkin hanya aku yang terlalu merasakannya indah, bahkan tidak kamu sedikitpun. 

Tapi aku tidak menyesalinya karna sejak awal aku tidak pernah menghindari kehadiranmu untuk masuk dalam hidupku, walau hanya sesaat itu terjadi.

“Dari delapan bulan lalu aku melihat sosokmu, hingga sekarang memasuki akhir tahun dan pergantian tahun, aku memulai fokusku di kamu, dengan segala ketidaktahuan, hingga aku benar-benar tahu. Hingga segala mimpi malam hanya bercerita tentangmu saja, aku masih dengan fokus yang sama. Bahkan aku ingin merayakan Natal dengan fokusku, walau hanya dapat kupendam”

Tapi aku tidak menyesalinya karna sejak awal aku tidak pernah menghindari kehadiranmu untuk masuk dalam hidupku, walau hanya sesaat itu terjadi.



plbg, 08 desember 2013

Senin, 18 November 2013

"aku ingin menjadi ratu dalam surgamu kelak, Pangeran Abadi-ku"

Aku memelukmu hingga kehabisan usia dan sampai kau tiada pun aku tetap memelukmu, sekalipun akan ada seseorang kelak mendampingiku namun tetap kamu yang begitu membekas hingga sulit kulepas! sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setegah mati,hatiku seperti tak ditempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong,hilang isi. kau ingat senja itu kita duduk berdua, memadu senyum dan berganti kasih, itu saat kau masih nyata dalam wujud tampan yang kukenal. dalam hangat kasih yang lembut menyapaku dalam keadaaan apapun. aku tidak merasa hebat dengan kehadiranmu, aku hanya bersyukur dengan cinta yang kau jaga hanya untukku. hingga akhir nafasmu, hingga akhir bayang yang tercipta dari tiap sudut waktu yang berputar mengelilingi kita. menjadikan kita berada pada lingkaran yang sama, dengan cinta yang sama, dengan segala senyum yang saling bertautan.

sebentar saja aku menjagamu dalam kesetiaan waktu yang kusisihkan dalam anganku, bukan. bukan untuk bermainkan cinta yang kupunya untukmu. tapi dengan sederhanamu aku menjadikannya begitu berarti bagi kita, hingga kau tiada. aku masih dengan perasaan yang sama. aku tak sekuat dulu saat kau masih disampingku, memegang erat tanganku, menjaga lembut hatiku yang kau selaputi dengan kasih ketulusan yang kau jaga. rasanya sebentar saja kau mendampingiku dalam nyataku, kini kita jauh, bahkan aku tak tau harus menemuimu dimana, aku buta dimana ragamu sekarang, aku hanya masih bisa merasakan kasih sayang tulus yang selalu kau jaga abadi hingga kau berpindah duduk bersamaNYA disurga. kau jauh!!! aku sangat menegaskan pada diriku bahwa kau sangat jauh. tapi aku lemah jika mengingat cinta kita dulu, yang masih terjaga dalam indah karuniaNYA.

hingga dunia kita berbeda. tetapi aku masih memeluk erat bayang yang selalu hadir dalam tiap malam yang kupunya. dengan senyum yang sama aku menghampiri mimpi suram yang memisahkan kita. aku tak pantas mengeluh, karna nyatanya semua yang ada pada akhirnya akan kembali menjadi tiada. seperti saat kau tiada untukku hingga kau hadir dalam hidupku. aku bahagia sebelum aku mengenalmu, tapi aku tak bisa bahagia setelah kau meninggalkanku dengan cerita kita yang masih menggantung. aku tak bisa terima keadaan yang sebenarnya menggantungkan cinta kita diketidaknyataan yang kita lewati. semua yang pernah menjadi hal indah itu adalah peryaan air mataku. aku menangisinya, dan dalam diamku kesesakan rindu yang telah mengunung menjadi beban terberat setelah kepergianmu dari dunia kita yang indah dulu.

aku tak tau pada siapa akan kutitipkan rindu yang tak mampu kutahan. hingga aku menjadi kuat untuk membawanya kemanapun langkahku membawaku pergi walau dalam bayang yang masih menceritakan tentangmu. mereka tak pernah tahu, bukan kamu yang beruntung memilikiku, tapi aku lah yang sangat beruntung menjadi bagian dari akhir hayatmu, sayang. aku tak sanggup untuk setia sebelum aku mengenalmu, tetapi dengan sederhanamu kau mengajarkanku menjadi setia hingga aku menanggung rindu dalam diamku, rindu yang kubungkus rapi dengan kesabaranku, yang kuhias dengan senyum yang hanya aku dapat memahaminya. memahami seberapa sakitnya aku setelah semua tak lagi sama.

dari balik kelopak mata dalam tiap malam jelang tidurku, aku merindukan pertemuan singkat yang harusnya menyatukan kita, aku tak kehabisan air mata untuk menangisi tiap kerinduan yang tertahan dalam langkah yang ingin ku layangkan. aku tak kehabisan kesabaran menjaga hati hanya untukmu yang telah disurga. hingga membuat aku yang kemanapun berlari tetap akan pulang pada hatimu yang masih menyediakan tempat untukku yang kau jaga. aku ingin sekali tidur dalam mimpi yang mempertemukan kita, aku ingin menceritakan rindu yang begitu berat yang kujaga ini. agar kau tahu bahwa sejak cium terakhir yang kudaratkan dikeningmu waktu itu tak cukup mengahapus cinta yang telah kau lukiskan. kau bawa segala keindahan yang menyatu dengan alam ini, hingga nafasmu menjadi udara yang selalu kihirup dalam dekap peluk yang tak cukup membayar sakit akan kerinduan yang kunikmati ini.

aku ingin menjadi ratu dalam surgamu kelak, Pangeran Abadi-ku, biarlah aku menjaga cinta kita hingga nanti kau yang akan memilihkan penggantimu untukku melalui karunia-NYA..



palembang, 18 november 2013
nrt.vlntn.smnjntk

Minggu, 10 November 2013

pahlawan sepuluh november

dan ketika kau menghentikan segala gelap yang akan menyerang Indonesia ini, kau berjuang dengan tak sebentar pun berfikir tentang nyawamu. hingga segala darahmu tumpah menyatu dalam tanah air Indonesia ini. bambu yang runcing itu pun tak cukup kuat untuk menjagamu. tidak sekuat hatimu yang mencintai Indonesia tanpa pandangan yang lain. perjuangan yang menjadikanmu kuat membawa kami lega bernafas dalam hijau alam Indonesia. Indonesia yang mnejadi tumpah darahmu, kini ragamu telah menyatu dalam bangsa Indonesia, Pahlawan.

dengan kepolosan hatimu mencintai Indonesia, berjuang dalam lelah yang tak kunjung berujung. berlari sekuat kakimu melangkah, mempertahankan dengan seluruh jiwa ragamu. hiangga bangsa ini terbebas dari segala pem-budak yang menghina.

Selamat Hari Pahlawan
terimakasih untuk segala jasa yang tlah tercurah dalam juang yang tak terhenti untuk bangsa ini,
dengan kaki yang tak pernah lelah melangkah, dengan segala siasat yang tak terhenti untuk menjebak, kaliah (pahlawan) memberi bukti kesetiaan yang kuat. tak sekuat kami yang sebentar saja merasakan kebebasan telah menghancurkan segala titipan kemegahan dari kejamnya yang kau lalui dulu.

kalian (pahlawan) memberi sejarah kerasnya hidup dalam kebodohan, dan kami berjuang merubahnya walau tak sepenuh niatmu membela Negeri ini.
jangan menangis dalam istirahat panjangmu. jangan menangis melihat segala titipanmu telah hancur diterkam jiwa yang tak terlalu pintar darimu, jangan menangis melihat semua bertopeng seakan menjaga titipanmu yang justru akan menghancurkannya.

jangan menyesali langkahmu yang terhenti saat mempertahankan Indonesia yang perlahan hancur karna Indonesianya sendiri. akhlak kami tak cukup baik menjadikan Indonesia ini baik. saat dulu setelah juangmu tak sia-sia kau rasakan sejenak saja dalam masa hidupmu, saat itu belum terlihat ada begitu banyak mereka yang bertopeng yang perlahan tenyata menghancurkan.

terimalah sebaris doa dari orang-orang yang masih bisa membayangkan bagaimana sakitnya kau dulu. biarkan dengan segala kuat alam akan menyadarkan keindahan yang terselip dalam kepura-puraan ini. biarkan sekuat langkah kami membawa segala perubahan dalam kejujuran yang menyakitkan.

Selamat Hari Pahlawan, Indonesiaku.
Indonesia yang sesungguhnya tak terlalu malang dirawat dalam tangan yang perlahan menghancurkan.

10 November-mu yang tak akan dilupa walau tak akan bisa mempertahankan peringatan jatuhnya tetesan darahmu berpuluh tahun lalu pada bangsa ini.



Sabtu, 09 November 2013

aku menahan jeritanku | meski kemungkinan itu tidak mungkin

musiknya mengiringi gerakan jemariku diatas tombol yang dengan cepat aku tekan, semua itu karna aku tak igin lupa kata-kata yang telah kuingat untuk menjelaskan tentangmu. aku hanya mampu menuliskan tentangmu, aku tak miliki keberanian untuk menceritakan tentangmu pada yang lain, karnna tak ada lagi telinga yang mau mendengarkan cerita tentangmu yang ingin kuceritakan. merka sudah bosan, tetapi aku belum bosan.

Tuhan..
Ku lagi sendiri
Memikirkan dia
Selalu tentang dirinya

Tuhan..
Ini jeritan jiwaku
Cerita tentang hatiku
Semua keluh kesahku
Semua keluh kesahku
 
Resah hati ini tanpanya
Memikirkan dia
S'lalu tentang dia yang memberikan indahnya cinta
Untuk ku miliki
Mengenggam indahnya dunia
Sampai waktu menghentikan semua
 
Tuhan..
Setiap detik demi detik
Ku selalu merindukannya
Selalu tentang dirinya
Semua tentangnya
 
seventeen-memikirkan dia

jika kamu bertanya mengapa dalam semua ini tertulis tentang seorang yang sepertinya aku cintai, maka itu adalah kamu. semua yang kutuliskan adalah kamu. tentang kamu yang mungkin melihatnya tapi tak membaca semua kata-katanya. yang mungkin sempat berfikir bahwa otakku telah memikirkan orang lain. perasaan kita bersautan, seperti kicau burung pagi ini. tetapi entah dinding apa yang menghalangi kita. tidak terlihat. abstrak tetapi begitu kuat. kuat menahan langkahmu untuk menghampiriku lagi. aku yang telah berhasil menjatuhkan hati padamu yang dulu sama sekali tak kukenal.
 
jemariku tak lelah menuliskan tentangmu. meskipun itu tak pernah kamu hiraukan dalam setiap waktumu. tapi aku rela, bahkan mungkin itu sudah biasa bagiku. tanganku ingin menulis, yang tersirat dalam pikiranku adalah kamu. seperti pagi ini, dengan soundtrack ini aku merasa dibenarkan dengan keadaan bahwa waktu yang akan menghentikan semua. semua yang aku rasakan tentangmu. dan begitu, selalu tentangmu. tetapi aku menahan jeritanku yang ternyata sakit. aku tak berkuasa menghentikan otakku yang terus memikirkan kamu. bahkan saat yang lain ingin mengajakku pergi aku masih memikirkanmu yang entah mengapa berlalu begitu saja dengan segala yang kamu rasakan atas aku.
 
aku memiliki jiwa yang belum siap untuk mengikhlaskanmu seutuhnya berlalu. karna itu aku menjadikan diriku terkurung dalam lingkup waktu yang terus berputar dalam bayang bahwa kelak semua akan indah. walau kemungkinan itu sangat tidak mungkin. 
 
kembali aku lihat lagi semua yang pernah menjadi hal indah walau saat itu kita tidak dalam ikatan apa-apa. dan kembali pula dengan kuat otakku berpikir mengapa semua berlalu tanpa pesan perpisahan dari ucapan yang pernah membuatku tersenyum. yang nyatanya sekarang aku terbalut luka karna diam-mu yang tak bisa kupahami.
 
aku tak miliki telinga yang mau mendengar bahwa aku sedang menceritakan tentangmu. aku sendiri ingin merasakan bosan saat semua yang kupikirkan adalah kamu, tapi aku tal bisa dan tak biasa tidak mengingatmu walau sedetik saja. mungkin hingga nanti waktu yang akan menghapusmu yang sempat menjadi penghapus dari coretan yang menyakitkan dulu. aku masih ingat itu, jelas, dan selalu terngiang dalam gelombang suara yang terus kudengar. kamu yang berkata semua akan berlalu jika kamu menjadikan semuanya pelajaran dalam hidup. lebih sulit menghapusmu dengan waktu, tetapi aku tak inginkan penghapus baru hadir untuk menyingkirkanmu. aku masih menjaga hati untuk yang belum pasti sepertimu. sementara dia datang untuk menjaga hatinya untukku.
aku mengumpulkan semua koleksi kosakataku hanya untuk merangkai cerita tentangmu.. aku ingin memberi tanda padamu, jangan terlambat menghampiriku, sebelum hatiku terbuka untuk yang lain meski aku tak rela membukakannya untuk yang lain..
 

Jumat, 08 November 2013

aku lelah, tapi aku tak ingin sia-sia

ada masanya seseorang berfikir bahwa meninggalkan dunia adalah hal terbaik saat semua lelah sesara memuncak dibahu. bertumpu pada satu titik yang lemah. seperti aku. aku tidak marah, tetapi aku hanya lelah. lelah selalu tertawa, lelah untuk marah dan memaafkan, lelah untuk bersabar tetapi tak berarti. aku lelah memiliki hati yang berperasaan kuat, karna saat aku mencintai dengan sulit aku melepaskannya hingga harus kutahankan walau itu tidak mengenakkan. dan setelah segala kisah perjalanan hidup terkumpul menjadi satu dalam sebuah buku catatan kenangan maka saat itu terulang kembali kelelahan yang pernah dirasakan. aku lelah. aku benar-benar lelah. mungkin lebih tepatnya aku bosan. bosan dengan keadaan yang datar ini. padahal semuanya tidak hanya satu kisah. tetapi ini puncak kebosananku. aku bosan pada diriku sendiri.

tapi aku tak ingin mati sia-sia. tak ingin pergi dalam hujan kesedihan dari banyak pasang mata yang melihatku dengan cinta. aku tak ingin membuat penyesalan mengapa kalian harus mengenalku. karna kali ini aku hanya lelah dan bosan.

banyak kisah yang tertulis dalam lingkaran waktu yang kita punya. aku dan kalian. waktu yang kita miliki sama, 24jam. tetapi kisah kita berbeda, kecuali kita selalu mealangkah bersama dalam segala hal tanpa terkecuali. tapi saat semua berbeda arah dan tujuan siapa yang mengetahui bahwa kita memiliki segala hal yang sama. dan kali ini aku merelakan waktuku untuk merasakan lelah yang terasa begitu aneh.  aku tidak berubah. hanya saja aku merasa sendiri saat yang lain bisa tertawa sementara aku belum. mungkin aku sendiri, atau biarkan aku sendiri menahan dan menyadarinya dulu, bahwa tak ada yang perlu disesali saat semua akan berakhir.

langit saja tak selamanya bersinar terang tiap siangnya, ada saatnya dia meredupkan cahayanya dan diam karna lelah terus menerus bersinar, dan karena hujan telah turun dalam kepiluan yang sulit dimengerti ini, maka segalanya akan menjadi sulit untuk dijalani. seberapapun kuatnya perasaan yang saling mencintai, tidak akan menyatu jika tanpa sapaan kasih yang tulus. jangan sesali ketika kelak aku pergi tanpa kabar padamu. karna hanya hujan yang mengerti bagaimana aku menahan lelah karna bosanku menahan perasaan, karna lelahku juga mempertahankan perasaan. ternyata aku juga lelah menunggu. menunggu jendela itu terbuka. sedangkan kau tak sedetikpun membukanya untukku. sementara aku yang telah lelah ini hanya berani menantimu dibalik daun jendela yang kamu punya. karna pintu yang kamu miliki tertutup oleh semua keberuntungan yang berebut ingin masuk kedalam hidupmu.

kehidupan ini lurus dan 'zigzag'. datar, sedih, dan bahagia. tetapi tak selamanya begitu. karna semua bermasa yang berbeda-beda. dan entah mengapa ketika aku kelemahan menguasai, ada sosok yang begitu sangarnya dengan amarah yang tak jelas apa alasannya.

aku lelah. tetapi aku tak ingin nafasku sia-sia. aku tak ingin semua cinta yang telah menjadikanku didunia ini menyesal memikirkanku.
aku lelah, tetapi aku tak ingin kehidupanku terangkai tanpa kosakata-kosakata yang indah, dan jemariku tak mampu menuliskannya dengan ringan.
mungkin hanya bosan, tetapi aku tak ingin semua sia-sia diterkam waktu yang tak bisa berhenti sejenak saja menanti kebosananku beranjak pergi dan berlalu.



november 2013

Kamis, 07 November 2013

sembilan belas

dan kini alam telah mencatat bahwa sembilan belas tahun lalu ada seorang ibu yang telah melahirkan bayi perempuan, dan seorang ayah yang berjuang dalam hidup bayi yang dinamainya dengan arti kasih tersendiri. sekarang bayi itu tidak lah bayi lagi, dia sudah mulai beranjak dewasa dengan segala perkara yang mendewasakan, dan dengan segala sakit yang menguatkan.
tepat pada tanggal yang sama dibulan yang sama saat sembilan belas tahun lalu. hari ini adalah harinya. penambahan usia yang semakin mengurangi kesempatan hidup dalam kejam dunia yang berlapis kasih kepalsuan. Tuhan telah mengaruniakannya hadir dalam dunia ini. dengan sehala jalan yang tersurat pada garis tangan. dengan segala mimpi yang tak pernah padam. kini langkahnya semakin jauh dengan usia yang semakin bertamabah. tak lagi dia yang semanja saat dalam pelukan ibu dan ayahnya. tak lagi dia menangis saat terbangun tanpa ibu disampingnya. itu semua pada sembilan belas tahun lalu. kini dia sudah akan menjadi wanita, yang beranjak dari gadis bungsu dalam keluarganya.

dalam diam doa yang selalu kuucapkan, terucap syukur yang selalu mereka ajarkan dalam sakit dan senang yang kurasakan. bukan lagi aku sendiri yang berjalan dalam tiap langkah yang kuayunkan. tetapi ada doa mereka yang mengiringiku dari jauhnya mereka.
yang terkasih dalam segala kerendahan diri, aku sudah tak semanja dulu lagi, saat segala tenagamu masih dalam kekar tubuh kalian, kini aku beranjak dalam kedewasaan umur yang harus kubuktikan dalam tiap sikap yang kupunya. aku tak secengeng saat setiap detik yang kalian punya masih bisa terjaga olehku yang masih tak tahu bagaimana cara aku bersikap. bahkan kini aku tak hanya bisa berjalan dengan kalian, tetapi aku sudah jauh melangkah sendiri dalam kondisi yang Tuhan mungkinkan untuk kujalani.

dalam sembilan belas ini ku bersyukur terlahir dari rahim seorang ibu yang luar biasa, dengan kesederhanaannya menjagaku tetap berjalan lurus walau sejauh yang kumau. dia begitu hebat dengan tangannya mampu menopang aku yang ternyata lemah saat melawan dunia ini.
perjalanan sembilan belasku hanya tertuju pada satu senyum yang bermakna seribu yang akan terpancar dari keriput kulit wajah yang telah menua, Ayah. aku rindu saat sepulang kerjamu kau mencariku, menggendongku dengan tanganmu yang kekar, itu saat aku masih berlari dengan langkah-langkah kecilku. dengan segala celoteh yang tak begitu jelas dimengerti

dan kini semua tak seperti dulu. semua tak bisa dipaksakan seperti dulu lagi. saat aku diharuskan menjadi wanita dewasa yang kuat, yang kelak akan menopang beban yang lebih berat. dan dengan usiaku itu, aku dipaksa alam untuk lebih dewasa dalam segala keadaan yang tak mungkin kutaruh dipundakmu lagi.

semarak alam menyapa dalam cerah mentari yang menyambutku hari ini, menyapa seolah aku menjadi bintangnya hari ini. dalam segala keadaan yang pernah memilukan maka hari ini semua sirna walau aku menjamin bahwa esok akan kembali lagi. aku menjadi bintangnya hari ini, bintang yang tak hanya alam yang menyapaku untuk tersenyum. tetapi juga malaikat yang menjadi penuntun langkah menyambut usia yang baru. aku tak berkata bahwa aku yang tebaik bagi senyum kalian, tetapi dengan ketidaksempurnaanku semua akan kujadikan sebuah senyuman.

terimakasih untuk sembilan belas yang pernuh berkat dariMu. aku menjadikan diriku sendiri dewasa dalam lemahku. dalam kuat yang masih menjadikanku seorang wanita lemah. tetapi kelak ketika aku benar-benar memisahkan diri dari kerajaan yang terkasih dalam kesederhanaanku maka saat itu aku telah menjadi wanita dewasa bentukan Sang Kuasa. 



nrt.vlntn.smnjntk
palembang, 07 November 2013

Kamis, 31 Oktober 2013

meninggalkanmu karna aku memilihNya

Sejak pertemuan kita waktu itu, dengan kata yang selalu kau ucap, aku semakin mengenalmu, semakin sering berbincang denganmu. Sosok ciptaanNya yang mengerti akan arti bersyukur. Hingga kau memikat hati yang sebelumnya terbang bebas tanpa tempat persinggahan yang nyaman, yang saat itu bebas mengitari bumi dibawah teriknya matahari karunia Sang Pencipta. Kehadiranmu mencurahkan keindahan cinta yang dianugerahkan Sang Ilahi dalam tiap nafas dariNya. Memberi alunan musik perjalanan kisah dari sepasang yang saling mencintai dalam rasa syukur dalam tiap doanya. Seperti aku dan kamu saat itu. Aku yang entah terlalu polos atau aku yang terlanjur mencinta tanpa mengingat bahwa harusnya Tuhan-ku lebih dari segala yang kucinta, saat itu. Aku tersanjung dalam keindahan kata yang selalu kau ucapkan, aku terbuai dalam hangat sikap yang selalu kau buktikan, meski dalam egomu untuk memiliki dan memintaku yang semua itu adalah menjadikanku sebagai wanita beruntung mendapatkan pria yang mencintai dengan kadar ego yang cukup. Yang dengan beranimu menjemputku seizin beliau (orangtuaku),  dan dengan bijakmu menjagaku dari kejamnya dunia. Kau berhasil menjadi pemilik hatiku setelah Tuhan-ku, seolah aku membagi cinta denganmu.

Hingga ketika cinta sudah tak seharusnya milik kita lagi, ketika semua sudah tak layak lagi, dan saat aku ingin meluruskan pandangan menjalani hidup tanpa salah faham dari dunia yang disebut sebagai panggung sandiwara. Dan ketika aku menyebut cinta ini hina, karna tak ber-restu dariNya, karna aku tahu, kita belum selayaknya menjalani jalan yang abstrak ini, ini tak jelas bagiNya, aku tak ingin aku dan kamu menjadi sia-sia karna cinta ini. Aku tak ingin dalam sujudku dan sujudmu masih terhalang cinta yang  prematur ini, yang seharusnya belum kita rasakan.

Dan maafkan aku yang telah mencintaimu karna titipan cinta dariNya. Aku membagimu dengan Sang Tuhan yang memiliki kita. aku bahkan tak layak mempermainkan cinta titipanNya ini untuk mencintaimu yang belum tentu pasti bagiku, bahkan saat aku belum menjadi apa-apa dihadapanNya. Biarlah kita bersatu dibawah wadah yang direstuiNya kelak.

Mengertilah pria-ku. Sebelum engkau memintaku, aku telah memintaNya menjadi pemilikku, dan sebelum engkau mencintaiku, hatiku sudah  dimilikiNya, dalam sejuk kasih yang selalu mengalir dalam gundah maupun senang hatiku. Dalam  segala kesederhanaan yang Dia ajarkan aku ingin menjadikan aku luar biasa untuk siapapun pemilikku yang akan Ia kirimkan. Maka maafkan aku yang tak begitu layak mencintaimu. Mengertilah, aku melepasmu karna aku mensyukuri kehadiranmu dalam hidupku. Dan izinkanlah aku menjaga apa yang Sang Kuasa titpkan. Maka aku akan menjaga hati untuk jalanku kelak, yang entah saja itu kamu.

Hingga nanti waktu yang akan menuntun kita pada jalan yang sudah Ia buatkan untuk kita, dengan nafas yang terhela maka begitu lah kelak kita akan saling menjaga, menjaga dengan nafas dan cinta yang hanya milik kita, yang hanya kita dapatkan dariNya. Dia yang berkuasa atas kita sampai kita disatukan dalam jalan yang sudah diaturNya. Dalam sujudku berucap syukur, dan dalam doaku kelak aku akan mencintaimu seperti cinta dari Tuhan-ku.

"inilah kebaikan yang akan kita mulai untuk diri yang lebih mendekatkan pada karunia Tuhan, ketika aku meninggalkanmu itu karna aku lebih memilih Pencipta-ku"



nrt.vlntn.smnjntk
plmbng, 31-10-2013


@norrationoy

Rabu, 30 Oktober 2013

semua beralasan, tapi aku tidak tahu

Tuhan aku lelah, memiliki hati yang terlalu luas untuk mencintai. Aku lelah terlahir sebagai orang yang memiliki hati yang terlalu mudah menjaga apa yang aku rasakan. Tuhan katakan bahwa aku bukan wanita yang terlalu bodoh, sampaikan pada malaikatMu bahwa aku bukan wanita lemah, sadarkan bahwa aku terlalu kuat. Kuat menjaga cinta yang tersangkut pada tiang penopang langit hatiku. Yang Kuasa lihatlah, langit hatiku selalu mendung, sampai saat ini belum ada sinar matahari yang mampu memberikan kecerahan yang merubah segala gelap yang ada.

Tuhan, ganti hatiku. Ganti semua memori yang terlanjur menyimpan semua yang tak menyimpan aku. Hatiku tak sesempurna hati-Mu ya Tuhan, yang mampu memberi kasih pada siapa pun, yang tak mampu merasakan sakit hati. Jika aku tau dijalan ini aku akan bertemu semua yang bersifat sementara, maka aku tidak akan memilih jalan ini. Jalan yang tak jelas arahnya. Semua yang sementara yang kutemui membuat aku susah melepasnya. Melepas keindahan yang Kau titipkan pada satu langit yang bukan langitku. Beri aku alasan mengapa semua harus terjadi pada sosok yang seprtiku, semua seakan mengejekku yang lemah, yang sebenarnya hanya diri sendiri yang mampu menguatkan, sedangkan aku adalah yang lemah. Bagaimana bisa aku menguatkan diri sendiri sementara aku lemah pada diriku.

Semua keindahan itu adalah kamu, kamu yang berwujud yang bernama yang melangkah berputar dan pergi. Semua beralasan mengapa aku yang lemah ini dipertemukan padamu. Tuhan sudah mengaturnya, mengapa aku harus berjalan dijalan ini, mengapa aku merasakan rasa ini, dan mengapa aku harus menahan sakit ini. Entah itu untuk mendewasakan aku atau kamu, yang jelas aku tahu bahwa Sang Pencipta dengan kuasa-Nya telah mengatur segala jalan yang harus kulalui. Termasuk pertemuan kita. Hanya saja aku yang belum mengikhlaskanmu dari semua ruang dalam pikiranku. Belum mampu menahan sakit yang harus kurasakan. Sepanjang hela nafas yang kulepaskan, sejauh angan pandanganku kulayangkan, maka sejauh itu jalan yang harus kutempuh lagi untuk kembali pada kehidupan yang sebelumnya, sebelum aku mengenalmu, sebelum Tuhan mempertemukan kita. Kita yang lalu (pernah) kenal, yang sekarang tiba-tiba lupa. Lupa bagaimana cara menjaga apa yang sudah tertulis dengan sengaja dalam catatan hidup oleh malaikat Sang Tuhan. Yang akan menjadi kisah dalam hidup seorang gadis kecil yang akan dewasa. 

Kita adalah orang terpilih dengan segala kekurangan yang saling melengkapi, dengan segala kelemahan yang saling menguatkan, tetapi itu seharusnya, sementara sekarang yang terjadi bukan begitu, bukan seperti yang seharusnya ada. Karna sekarang semua hanya khayalan, mimpi yang hadirnya saat siang hari yang tak mungkin menjadi nyata. Aku berusaha semampuku mensyukurinya, tetapi aku belum bisa mengikhlaskannya, apalagi dengan tak sengaja waktu telah mempertemukanku dalam wadah yang sama. Aku tak ingin sia-sia mengenalnya, dan ini lah yang kudapat, aku menjadi kuat dengan keadaan yang memaksaku untuk menjadi kuat. Aku belum bisa mengikhlaskan perasaan yang tak sengaja ada, yang terpancing pandangan dan sorot perhatianmu yang luar biasa. Dan kesekian kalinya aku menjadi wanita lemah yang dilemahkan oleh keadaan. Jangan biarkan aku membenci diriku sendiri karna sebuah rasa yang belum mampu aku lepas, yang belum mampu aku ikhlaskan walau aku tau itu sakit.

Seperti rencana hidup yang tersusun rapi, yang dapat dibaca dari garis tangan, seperti itu jalan yang akan kulalui, dengan kuatku menahan sakit, dengan lemahku menopang diri aku berjalan meninggalkanmu yang kembali tak ingat dan melupakanku. Karna bukan aku yang meminta dipertemukan dalam sakit, maka aku akan meninggalkan karna sakitku. Aku menyesali pertemuan yang memisahkan kita.






palembang, 30 oktober 2013


Sabtu, 26 Oktober 2013

” And From the top I will pick up the Flower (Edelweis).”



Aku menulisnya untukmu yang jauh disana, yang terpisah waktu oleh alam yang tak berdampingan untuk kita, aku menulisnya karna cinta, cinta yang tak kalah untuk kisah yang kita ciptakan. Aku menunggumu hadir dalam tiap waktu yang kupunya, tiap janji yang kau ucap. 
Aku menyayangimu dengan kuatku bertahan karna jarak yang begitu egois. Aku menyebutmu cinta pertahananku. Sebab karnamu aku bertahan, dan untukmu aku menahan, menahan rindu yang tak kunjung beranjak dari pangkuanku. Kita bukan sedang menguji cinta kita, tapi kita mencoba memperkuat apa yang kita cinta, yaitu pribadimu dan pribadiku, yang terbentuk untuk menjadi pasangan yang kuat tanpa dikuatkan oleh waktu. Aku ingin merubah pandangan waktu tentang cinta kita yang terpisah oleh lautan.


Kita tidak seperti mereka. Saat wanitanya terjatuh, ada tangan yang selalu menopang untuk bangkit lagi. Saat prianya merasa lelah ada dekapan hangat yang menyemangatkan. Tetapi kita? Kita bertahan hanya karna satu alasan, ‘pribadimu yang sederhana telah menyempurnakan aku yang biasa, sikapmu yang dewasa telah menjagaku dengan cinta. Dan alammu yang kau cinta telah mempertemukanmu dengan aku yang menerimamu apa adanya’. Biarlah jarak yang jauh ini memperkuat tali kasih yang kita sematkan dalam hati kita. Biar lah aku bernafas hanya untuk menjaga cinta yang kamu berikan, dan biarkan rangkaian bunga yang kau kirimkan menjadi alasan untukku tetap tersenyum karnamu.
Dan begitu lah Tuhan merangkai skenario hidup kita agar saling bertemu, bertemu karna jarak, tidak seperti yang lain, yang slalu bertatapan tetapi hatinya tersangkut pada tiang yang bukan pandangannya saat itu. Mata kita memang tak selalu melihat, tetapi cinta kita selalu terikat. Dan kali ini aku ungkapkan dengan bangga, aku mencintaimu dengan kurangku yang kau tutupi, dengan lebihku yang kau berikan. Dan biarkan semua ruang yang kupunya hanya untuk menyimpan kisah yang akan menjadi kisah klasik saat semua akan menjadi kenangan indah masa tua kita kelak. Jangan ajarkan aku bagaimana bertahan, tetapi ajarkan aku bagaimana tetap mencintaimu.

Aku tak melihat langsung keindahan yang tersembunyi dibalik kisah kita, karna hanya mereka yang tahu bagaimana kita menjaga keindahan yang sebenarnya kita punya, seperti edelweis yang kau berikan, sesederhana bentuknya tetapi menyimpan kenangan untuk tetap menjadi abadi. Sesederhana wujudnya tetapi hanya akan sempurna ketika dilihat dari sisi arti yang kau titipkan. Dan dari puncak Merbabu tanganmu mengambilnya,kemudian hatimu mengingatku saat kau berada dipuncak itu. Dengan langkahmu kau membawaku berjalan menuju puncak Merbabu, dengan cintamu kau memetik Edelweis untuk hadirku. Seperti keindahannya yang hanya mampu terlihat dari atas sana, maka tak semua orang yang mampu melihat keindahan kita. Seabadi hadirnya berwujud keindahan maka aku mengharapkan keabadian cinta yang kita rasakan.


Terimaksih Edelweis Merbabu yang sengaja kau petikkan
Terimakasih untuk keindahan yang kau selipkan dalam rangkaian bunga itu, dan keabadian yang akan menjaga kita ketika waktu terus berputar, sejauh jarak yang terbentang, dan sekuat langkahmu menapakan kaki hingga kepuncak merbabu yang kau impikan. Seperti itu kita. Dan aku yang tak selalu mendengar hela nafasmu, tetapi aku bernafas karna cintamu. Kelak dari kejauhan kurangkai rindu seperti edelweis yang kau kirimkan untuk sebuah ketulusan yang kujaga. Aku tak ingin kalah, seprtimu juga yang tak ingin menyerah ketika berusaha membagi keindahan Merbabu denganku, tetapi ini lah cara alam menyatukan kita didalam cinta. Dan dari puncak itu kau mengambil bunga yang hanya kita dapat melihat keindahannya.

 

” And From the top I will pick up the Flower (Edelweis).”








nrt.vlntn
plmbng, 26-10-2013