Rabu, 30 Oktober 2013

semua beralasan, tapi aku tidak tahu

Tuhan aku lelah, memiliki hati yang terlalu luas untuk mencintai. Aku lelah terlahir sebagai orang yang memiliki hati yang terlalu mudah menjaga apa yang aku rasakan. Tuhan katakan bahwa aku bukan wanita yang terlalu bodoh, sampaikan pada malaikatMu bahwa aku bukan wanita lemah, sadarkan bahwa aku terlalu kuat. Kuat menjaga cinta yang tersangkut pada tiang penopang langit hatiku. Yang Kuasa lihatlah, langit hatiku selalu mendung, sampai saat ini belum ada sinar matahari yang mampu memberikan kecerahan yang merubah segala gelap yang ada.

Tuhan, ganti hatiku. Ganti semua memori yang terlanjur menyimpan semua yang tak menyimpan aku. Hatiku tak sesempurna hati-Mu ya Tuhan, yang mampu memberi kasih pada siapa pun, yang tak mampu merasakan sakit hati. Jika aku tau dijalan ini aku akan bertemu semua yang bersifat sementara, maka aku tidak akan memilih jalan ini. Jalan yang tak jelas arahnya. Semua yang sementara yang kutemui membuat aku susah melepasnya. Melepas keindahan yang Kau titipkan pada satu langit yang bukan langitku. Beri aku alasan mengapa semua harus terjadi pada sosok yang seprtiku, semua seakan mengejekku yang lemah, yang sebenarnya hanya diri sendiri yang mampu menguatkan, sedangkan aku adalah yang lemah. Bagaimana bisa aku menguatkan diri sendiri sementara aku lemah pada diriku.

Semua keindahan itu adalah kamu, kamu yang berwujud yang bernama yang melangkah berputar dan pergi. Semua beralasan mengapa aku yang lemah ini dipertemukan padamu. Tuhan sudah mengaturnya, mengapa aku harus berjalan dijalan ini, mengapa aku merasakan rasa ini, dan mengapa aku harus menahan sakit ini. Entah itu untuk mendewasakan aku atau kamu, yang jelas aku tahu bahwa Sang Pencipta dengan kuasa-Nya telah mengatur segala jalan yang harus kulalui. Termasuk pertemuan kita. Hanya saja aku yang belum mengikhlaskanmu dari semua ruang dalam pikiranku. Belum mampu menahan sakit yang harus kurasakan. Sepanjang hela nafas yang kulepaskan, sejauh angan pandanganku kulayangkan, maka sejauh itu jalan yang harus kutempuh lagi untuk kembali pada kehidupan yang sebelumnya, sebelum aku mengenalmu, sebelum Tuhan mempertemukan kita. Kita yang lalu (pernah) kenal, yang sekarang tiba-tiba lupa. Lupa bagaimana cara menjaga apa yang sudah tertulis dengan sengaja dalam catatan hidup oleh malaikat Sang Tuhan. Yang akan menjadi kisah dalam hidup seorang gadis kecil yang akan dewasa. 

Kita adalah orang terpilih dengan segala kekurangan yang saling melengkapi, dengan segala kelemahan yang saling menguatkan, tetapi itu seharusnya, sementara sekarang yang terjadi bukan begitu, bukan seperti yang seharusnya ada. Karna sekarang semua hanya khayalan, mimpi yang hadirnya saat siang hari yang tak mungkin menjadi nyata. Aku berusaha semampuku mensyukurinya, tetapi aku belum bisa mengikhlaskannya, apalagi dengan tak sengaja waktu telah mempertemukanku dalam wadah yang sama. Aku tak ingin sia-sia mengenalnya, dan ini lah yang kudapat, aku menjadi kuat dengan keadaan yang memaksaku untuk menjadi kuat. Aku belum bisa mengikhlaskan perasaan yang tak sengaja ada, yang terpancing pandangan dan sorot perhatianmu yang luar biasa. Dan kesekian kalinya aku menjadi wanita lemah yang dilemahkan oleh keadaan. Jangan biarkan aku membenci diriku sendiri karna sebuah rasa yang belum mampu aku lepas, yang belum mampu aku ikhlaskan walau aku tau itu sakit.

Seperti rencana hidup yang tersusun rapi, yang dapat dibaca dari garis tangan, seperti itu jalan yang akan kulalui, dengan kuatku menahan sakit, dengan lemahku menopang diri aku berjalan meninggalkanmu yang kembali tak ingat dan melupakanku. Karna bukan aku yang meminta dipertemukan dalam sakit, maka aku akan meninggalkan karna sakitku. Aku menyesali pertemuan yang memisahkan kita.






palembang, 30 oktober 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar