Jumat, 12 Agustus 2016

Alasannya menemukan pulang

Ada yang tersesat jauh di kolong langit ini, meskipun jika ia duduk menunggu belum tentu akan ada yang menjemputnya kemudian menghantarkannya pulang. Tahu kah kau, sejauh apapun ia tersesat dan sepenuh apapun ruang hatinya diisi oleh dogeng indah, tapi ada satu laci yang kecil namun padat terisi olehmu. Setebal apapun buku itu terisi, semua itu hanya dongeng yang tak nyata.

Jauh sudah waktu yang ia habiskan, dan akhirnya dia menemukan jalan pulangnya sendiri. Pulang dengan harapan, meskipun mematikan. Pulang dengan melihat kekalahannya yang kau tolak. Pulang dengan  mulut yang masih bungkam tanpa kesempatan untuk mengungkap. Pulang dengan rahasia yang akan terus menjadi rahasia...

Sejauh ini, semakin jauh dari harapan bahwa kau masih sama dengan yang dulu, yang berjuang sendiri menemukan pesan dibalik semua ketertutupannya menerimamu..

Ada sakit yang ia rasa, saat kutemui seluruh jiwanya diserang oleh ketidakberdayaan akan engkau. Dengan separuh lagi jiwa miliknya yang belum tercabik oleh pesan-pesan yang membunuh itu, dia berusaha menemukan jalan ini.

Jalan untuk pulang...

Berbicara cinta secara terus terang seperti jarak. Jarak bukan kilometer yang harus dilalui untuk sebuah kecupan hangat dikening. Tapi tentang seberapa kalipun kau sudah mengelilingi bumi yang bulat ini, kau tahu bahwa semua terbentuk dari hatinya. Dia-lah inti dari bumimu yang bulat. Itulah jarak, yang melepaskan kalian. Baginya itu indah, ketika dia mempersilahkanmu sejauh kau mau mengelilingi bumi ini namun kau tak lupa bahwa dirinya adalah inti dari segala tujuanmu. Serumit apapun jalan yang membuatmu tersesat kau akan kembali kesana, untuk memperkuat inti dari bumi-mu itu. Seperti kau yang mempersilahkannya melangkah jauh lebih berani, tapi dia tau cemasmu tak habis tentangnya yang pernah terjatuh, tersesat, entahpun terpeleset kedalam jurang. Asal kau tahu saja, dia suka caramu yang elegan, diammu yang penuh rahasia dan doamu yang diam namun kuat. Dia menyukai cara Tuhan mempertemukan kalian.

Itulah cinta yang terbayang pada otaknya, entah karena terlanjur seluruhnya terisi oleh khayalan tentang bahagia bersamamu, atau itulah standar untuk impian hidup lebih baik.

Apapun itu, duka yang dimilikinya semoga berhadiah suka yang dia harap itu kau, meskipun dalam bentuk yang lain, dalam posisi yang lain juga tapi ketetapannya memilihmu adalah beralaskan iman kepada Tuhan-nya.


Seperti fajar yang menemui senja, bumi bergerak perlahan namun akan tetap sampai pada waktu yang membuatnya indah,  kau pernah jauh dan pernah dekat. Namun pada akhirnya nanti kalian akan melekat.