Kamis, 24 April 2014

aku bertahan ditempat yang salah

Waktu itu aku masih berdiri diatas kebingungan. Entah apa yang aku tau dari sebuah hal yang menciptakan tanda tanya untukku. Bahkan katamu itu telah menjadi sebuah hal yang sudah lama menjadi masalah diantara kita. Bahkan ketika kau berkata bahwa kau akan mengganggu fokusku, sementara yang aku tahu saat itu aku tak miliki fokus lain selain dirimu saja.

“sayang, ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu, ini tentang kita” tiba-tiba aku mendapatkan pesan itu ditengah-tengah chat kita malam itu. Lalu kataku “Apa yang mengganjal, lepaskanlah. Katakanlah selama aku masih bisa mendengarkannya”.

“Sebelumnya aku tak ingin jika nanti kau mendengar ini kau akan marah. Aku rasa aku jenuh dengan hubungan ini. Aku masih ingin fokus dengan tujuanku, aku juga tak ingin menjadi pengganggu fokusmu”. 

Fokus. Jika ini sebuah masalah, maka sudah lama kita bermasalah, tapi buktinya aku masih diam disini, walau mulai banyak kebingungan yang tumbuh. Bagaimana bisa aku menjadi hal yang membuat fokusmu terganggu, karna didalam otakku yang kupikir aku adalah orang yang kau cintai, orang yang sempat mengisi sebagian tempat disitu. Tapi entahlah, entah apa ini. Apakah kebosanan sudah merajai akalmu? Atau ada seseorang yang telah menggantikan aku? Atau mungkin anda lelah dengan hubungan ini? Saat itu logikaku tak bisa menerima alasan perpisahan kita. Tetapi aku tetap diam, diam dalam kebingungan- kebingungan baru. Diam menanti kau untuk bicara mungkin setelah malam itu atau setelah hari itu, atau entahlah. Aku masih diam dalam gelisah yang bukan kukehendaki. Aku bahakan diam dan bertahan!

Aku menghadapi kenyataan, mencoba tetap berdiri disini. Hingga aku melihat bahwa tak sekuat itu ternyata apa yang sudah kita jaga. Tak se-ber-arti itu apa yang sudah aku cintai. Kau mencari fokus lain, dan saat itu kebingunganku sudah terjawab. Membuat aku sadar, ternyata aku berdiri dan bertahan pada ketetapan yang salah. Pada keyakinan yang salah untuk menunggu kukira kau akan kembali. 

Dan pada akhirnya waktu yang membawa kita menuju kebenaran. Dimana kau bukan untukku, melainkan kau untuk jodohmu. Tetpi aku terlanjur menjadi seperti pohon, yang walau bagaimanapun angin kencang menerpanya, hujan deras yang membasahinya. Dia tetap tumbuh pada tempat itu. Begitu kuatnya akar cinta yang sudah menjalar keseluruh tubuhku, hingga aku kaku dan belum bisa lepas dari jeratnya.

Sadar tidak? Aku sudah terbentuk dewasa sebagai seorang pe-karya yang menciptakan bait-bait indah rangkaian perasaan untukmu, semenjak aku mengenalmu hingga kau meninggalkan aku dan benar-benar jauh. Sejak itu aku sudah mengumpulkan kata yang belum sempat aku ungkapkan untukmu, sekedar mengucapkan syukur untuk kesempatan mengenal dan mencintaimu, bahkan hingga menjadi orang yang merasakan sakit karna mencintaimu.
 
Kisah pemulihan hatiku tak sesingkat ini, walau semua berjalan tanpa kuhitung berapa banyak waktu kuhabiskan sia-sia mengenangmu. Aku memang sempat menyesalinya, tapi sekarang aku sudah bisa menerimanya. Walau butuh waktu untuk mematikan pohon ditempat itu sampai untuk menanam pohon baru ditempat yang baru. Harusnya lihatlah lebih dekat, dan kau akan mengerti.