Aku menulisnya untukmu yang jauh disana, yang terpisah waktu
oleh alam yang tak berdampingan untuk kita, aku menulisnya karna cinta, cinta
yang tak kalah untuk kisah yang kita ciptakan. Aku menunggumu hadir dalam tiap
waktu yang kupunya, tiap janji yang kau ucap.
Aku menyayangimu dengan kuatku
bertahan karna jarak yang begitu egois. Aku menyebutmu cinta pertahananku. Sebab
karnamu aku bertahan, dan untukmu aku menahan, menahan rindu yang tak kunjung
beranjak dari pangkuanku. Kita bukan sedang menguji cinta kita, tapi kita
mencoba memperkuat apa yang kita cinta, yaitu pribadimu dan pribadiku, yang
terbentuk untuk menjadi pasangan yang kuat tanpa dikuatkan oleh waktu. Aku ingin
merubah pandangan waktu tentang cinta kita yang terpisah oleh lautan.
Kita tidak seperti mereka. Saat wanitanya terjatuh, ada
tangan yang selalu menopang untuk bangkit lagi. Saat prianya merasa lelah ada
dekapan hangat yang menyemangatkan. Tetapi kita? Kita bertahan hanya karna satu
alasan, ‘pribadimu yang sederhana telah menyempurnakan aku yang biasa, sikapmu
yang dewasa telah menjagaku dengan cinta. Dan alammu yang kau cinta telah
mempertemukanmu dengan aku yang menerimamu apa adanya’. Biarlah jarak yang jauh
ini memperkuat tali kasih yang kita sematkan dalam hati kita. Biar lah aku
bernafas hanya untuk menjaga cinta yang kamu berikan, dan biarkan rangkaian
bunga yang kau kirimkan menjadi alasan untukku tetap tersenyum karnamu.
Dan begitu lah Tuhan merangkai skenario hidup kita agar
saling bertemu, bertemu karna jarak, tidak seperti yang lain, yang slalu
bertatapan tetapi hatinya tersangkut pada tiang yang bukan pandangannya saat
itu. Mata kita memang tak selalu melihat, tetapi cinta kita selalu terikat. Dan
kali ini aku ungkapkan dengan bangga, aku mencintaimu dengan kurangku yang kau
tutupi, dengan lebihku yang kau berikan. Dan biarkan semua ruang yang kupunya
hanya untuk menyimpan kisah yang akan menjadi kisah klasik saat semua akan
menjadi kenangan indah masa tua kita kelak. Jangan ajarkan aku bagaimana
bertahan, tetapi ajarkan aku bagaimana tetap mencintaimu.
Aku tak melihat langsung keindahan yang tersembunyi dibalik
kisah kita, karna hanya mereka yang tahu bagaimana kita menjaga keindahan yang
sebenarnya kita punya, seperti edelweis yang kau berikan, sesederhana bentuknya
tetapi menyimpan kenangan untuk tetap menjadi abadi. Sesederhana wujudnya
tetapi hanya akan sempurna ketika dilihat dari sisi arti yang kau titipkan. Dan
dari puncak Merbabu tanganmu mengambilnya,kemudian hatimu mengingatku saat kau
berada dipuncak itu. Dengan langkahmu kau membawaku berjalan menuju puncak
Merbabu, dengan cintamu kau memetik Edelweis untuk hadirku. Seperti keindahannya
yang hanya mampu terlihat dari atas sana, maka tak semua orang yang mampu
melihat keindahan kita. Seabadi hadirnya berwujud keindahan maka aku
mengharapkan keabadian cinta yang kita rasakan.
Terimaksih Edelweis Merbabu yang sengaja kau petikkan
Terimakasih untuk keindahan yang kau selipkan dalam
rangkaian bunga itu, dan keabadian yang akan menjaga kita ketika waktu terus
berputar, sejauh jarak yang terbentang, dan sekuat langkahmu menapakan kaki
hingga kepuncak merbabu yang kau impikan. Seperti itu kita. Dan aku yang tak selalu
mendengar hela nafasmu, tetapi aku bernafas karna cintamu. Kelak dari kejauhan
kurangkai rindu seperti edelweis yang kau kirimkan untuk sebuah ketulusan yang
kujaga. Aku tak ingin kalah, seprtimu juga yang tak ingin menyerah ketika
berusaha membagi keindahan Merbabu denganku, tetapi ini lah cara alam
menyatukan kita didalam cinta. Dan dari puncak itu kau mengambil bunga yang
hanya kita dapat melihat keindahannya.
” And From the top I will pick up the Flower (Edelweis).”
nrt.vlntn
plmbng, 26-10-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar