dan kini alam telah mencatat bahwa sembilan belas tahun lalu ada seorang ibu yang telah melahirkan bayi perempuan, dan seorang ayah yang berjuang dalam hidup bayi yang dinamainya dengan arti kasih tersendiri. sekarang bayi itu tidak lah bayi lagi, dia sudah mulai beranjak dewasa dengan segala perkara yang mendewasakan, dan dengan segala sakit yang menguatkan.
tepat pada tanggal yang sama dibulan yang sama saat sembilan belas tahun lalu. hari ini adalah harinya. penambahan usia yang semakin mengurangi kesempatan hidup dalam kejam dunia yang berlapis kasih kepalsuan. Tuhan telah mengaruniakannya hadir dalam dunia ini. dengan sehala jalan yang tersurat pada garis tangan. dengan segala mimpi yang tak pernah padam. kini langkahnya semakin jauh dengan usia yang semakin bertamabah. tak lagi dia yang semanja saat dalam pelukan ibu dan ayahnya. tak lagi dia menangis saat terbangun tanpa ibu disampingnya. itu semua pada sembilan belas tahun lalu. kini dia sudah akan menjadi wanita, yang beranjak dari gadis bungsu dalam keluarganya.
dalam diam doa yang selalu kuucapkan, terucap syukur yang selalu mereka ajarkan dalam sakit dan senang yang kurasakan. bukan lagi aku sendiri yang berjalan dalam tiap langkah yang kuayunkan. tetapi ada doa mereka yang mengiringiku dari jauhnya mereka.
yang terkasih dalam segala kerendahan diri, aku sudah tak semanja dulu lagi, saat segala tenagamu masih dalam kekar tubuh kalian, kini aku beranjak dalam kedewasaan umur yang harus kubuktikan dalam tiap sikap yang kupunya. aku tak secengeng saat setiap detik yang kalian punya masih bisa terjaga olehku yang masih tak tahu bagaimana cara aku bersikap. bahkan kini aku tak hanya bisa berjalan dengan kalian, tetapi aku sudah jauh melangkah sendiri dalam kondisi yang Tuhan mungkinkan untuk kujalani.
dalam sembilan belas ini ku bersyukur terlahir dari rahim seorang ibu yang luar biasa, dengan kesederhanaannya menjagaku tetap berjalan lurus walau sejauh yang kumau. dia begitu hebat dengan tangannya mampu menopang aku yang ternyata lemah saat melawan dunia ini.
perjalanan sembilan belasku hanya tertuju pada satu senyum yang bermakna seribu yang akan terpancar dari keriput kulit wajah yang telah menua, Ayah. aku rindu saat sepulang kerjamu kau mencariku, menggendongku dengan tanganmu yang kekar, itu saat aku masih berlari dengan langkah-langkah kecilku. dengan segala celoteh yang tak begitu jelas dimengerti
dan kini semua tak seperti dulu. semua tak bisa dipaksakan seperti dulu lagi. saat aku diharuskan menjadi wanita dewasa yang kuat, yang kelak akan menopang beban yang lebih berat. dan dengan usiaku itu, aku dipaksa alam untuk lebih dewasa dalam segala keadaan yang tak mungkin kutaruh dipundakmu lagi.
semarak alam menyapa dalam cerah mentari yang menyambutku hari ini, menyapa seolah aku menjadi bintangnya hari ini. dalam segala keadaan yang pernah memilukan maka hari ini semua sirna walau aku menjamin bahwa esok akan kembali lagi. aku menjadi bintangnya hari ini, bintang yang tak hanya alam yang menyapaku untuk tersenyum. tetapi juga malaikat yang menjadi penuntun langkah menyambut usia yang baru. aku tak berkata bahwa aku yang tebaik bagi senyum kalian, tetapi dengan ketidaksempurnaanku semua akan kujadikan sebuah senyuman.
terimakasih untuk sembilan belas yang pernuh berkat dariMu. aku menjadikan diriku sendiri dewasa dalam lemahku. dalam kuat yang masih menjadikanku seorang wanita lemah. tetapi kelak ketika aku benar-benar memisahkan diri dari kerajaan yang terkasih dalam kesederhanaanku maka saat itu aku telah menjadi wanita dewasa bentukan Sang Kuasa.
nrt.vlntn.smnjntk
palembang, 07 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar