Selasa, 13 Januari 2015

"..entah yang punya siapa, tapi aku menjaganya.."




"Hai langit malam, apa kabarmu? Apa hari ini kau bahagia? Apa hari ini kau disapa oleh dia?"

Jika jawabnya tidak maka mungkin aku juga sama sepertimu, aku bisa saja bahagia, tetapi itu bukan karna dia. bagian bahagiaku tidak datang dari dia. Aku juga sama sepertimu tidak disapa olehnya, tidak ditanya bagaimana aku bisa menjalani hari ini dengan baik. Ada semangkuk rindu yang kunikmati setiap pagi padahal aku bukan pemiliknya. Tapi itulah keindahan bebas untuk hati yang tak sadar ternyata sudah menetapkan kenyamanan, yang merasa asing tanpa ucapan ‘selamat pagi’. Dan merasa kehilangan saat layar handphone tidak menyala untuk sebuah pesan dari dia. Yang sebelumnya tidak terbiasa untuk keadaan itu, akan menjadi biasa lagi. Hei, aku sadar ada sesuatu yang kujaga sementara aku bukan pemiliknya, ada senyum yang kurindukan meski bukan permanen senyum itu untukku. Meski begitu abstrak, tapi aku tahu disisi bagian mana terselip keindahan yang aku maksudkan untuk keadaan ini. 

Aku memang bukan membuka mata untuk menyapamu, tapi aku tahu ketika aku membuka mata ada yang aku cari, yaitu kamu. Entah yang punya siapapun itu, tapi aku suka menjaganya. Menyediakan tempat untuknya singgah, walau ketika dia pergi entah kapan saja hatinya ingin pulang. Tapi aku menyukainya walau kadang membuatku mencemaskan kehilangan yang tiba-tiba itu.

Karena untuk sebuah kenyamanan adalah bukan sekedar cinta dan ikatan. Biarkan semua bebas, karena begitu aku akan pulang tanpa paksaan, dan kau akan datang bukan karena kewajiban. Tapi memang kita mencari titik ternyaman untuk keletihan hari ini. Dan tanpa sadar masing masing tangan sudah saling menggenggam untuk menguatkan. Terserah mau bilang apa, karena sekarang cinta bukan untuk diikat, dan rindu bukan sengaja untuk dipupuk hingga berbuah manis. tapi biarkan untuk tumbuh hingga sebesar apa dia akan membebani dan semanis apa dia akan merusak, hingga memaksamu untuk mencariku dan aku menunggumu. 

Sekarang, apa kau masih tak ingin menyapaku lagi? Masih tak ingin menanyakan bagaimana hariku, hari ini? Bayangkanlah keadaan jika kau tak ada, balikkanlah cerita rindu ini jika kau tak menyapa. Tapi begitulah kebebasan yang kunikmati, membiarkanmu datang tanpa paksaan, dan merindukan hingga saling mencari. Karena ketahuilah, jika terikat maka aku takkan betah untuk tinggal dan diam, karena jika terikat alasanku datang hanyalah untuk sebuah kewajiban, dan alasanku merindukan adalah merindukan kewajibanku. Bukan karena aku terlatih nyaman diam denganmu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar