"Hai langit malam, apa kabarmu? Apa hari ini kau bahagia? Apa hari ini kau disapa oleh dia?"
Jika jawabnya tidak maka mungkin aku juga sama sepertimu,
aku bisa saja bahagia, tetapi itu bukan karna dia. bagian bahagiaku tidak
datang dari dia. Aku juga sama sepertimu tidak disapa olehnya, tidak ditanya
bagaimana aku bisa menjalani hari ini dengan baik. Ada semangkuk rindu yang
kunikmati setiap pagi padahal aku bukan pemiliknya. Tapi itulah keindahan bebas
untuk hati yang tak sadar ternyata sudah menetapkan kenyamanan, yang merasa asing tanpa
ucapan ‘selamat pagi’. Dan merasa kehilangan saat layar handphone tidak menyala
untuk sebuah pesan dari dia. Yang sebelumnya tidak terbiasa untuk keadaan itu,
akan menjadi biasa lagi. Hei, aku sadar ada sesuatu yang kujaga sementara
aku bukan pemiliknya, ada senyum yang kurindukan meski bukan permanen senyum
itu untukku. Meski begitu abstrak, tapi aku tahu disisi bagian mana terselip
keindahan yang aku maksudkan untuk keadaan ini.
Aku memang bukan membuka mata untuk menyapamu, tapi aku tahu
ketika aku membuka mata ada yang aku cari, yaitu kamu. Entah yang punya
siapapun itu, tapi aku suka menjaganya. Menyediakan tempat untuknya singgah,
walau ketika dia pergi entah kapan saja hatinya ingin pulang. Tapi aku
menyukainya walau kadang membuatku mencemaskan kehilangan yang tiba-tiba itu.
Karena untuk sebuah kenyamanan adalah bukan sekedar cinta
dan ikatan. Biarkan semua bebas, karena begitu aku akan pulang tanpa paksaan,
dan kau akan datang bukan karena kewajiban. Tapi memang kita mencari titik
ternyaman untuk keletihan hari ini. Dan tanpa sadar masing masing tangan sudah
saling menggenggam untuk menguatkan. Terserah mau bilang apa, karena sekarang
cinta bukan untuk diikat, dan rindu bukan sengaja untuk dipupuk hingga berbuah
manis. tapi biarkan untuk tumbuh hingga sebesar apa dia akan membebani dan
semanis apa dia akan merusak, hingga memaksamu untuk mencariku dan aku
menunggumu.
Sekarang, apa kau masih tak ingin menyapaku lagi? Masih tak
ingin menanyakan bagaimana hariku, hari ini? Bayangkanlah keadaan jika kau tak
ada, balikkanlah cerita rindu ini jika kau tak menyapa. Tapi begitulah
kebebasan yang kunikmati, membiarkanmu datang tanpa paksaan, dan merindukan
hingga saling mencari. Karena ketahuilah, jika terikat maka aku takkan betah
untuk tinggal dan diam, karena jika terikat alasanku datang hanyalah untuk
sebuah kewajiban, dan alasanku merindukan adalah merindukan kewajibanku. Bukan karena
aku terlatih nyaman diam denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar