Ceritakanlah jika semua memang sudah tak muat jika disimpan
begitu saja. Maka kini kuungkap semua, keindahan saat pertama aku melihatmu.
Hingga perlahan aku belajar menjatuhkan hati padamu. Mempesonaku dengan
senyuman, dan mengajakku merajut keindahan entah untuk siapapun itu.
Membayangkan bahwa kelak yang akan ada disampingku ketika aku terbangun adalah
kau. Dan ketika aku terjatuh dalam langkahku, tanganmu dengan cepat
menangkapku. Tapi bukan perkara mudah untuk mengukapkannya, walau aku harusnya
yang memulai, walau aku yang tercipta sebagai orang yang mencari tulang rusukku
yang hilang. Bukankah kelemahanku harus kutanggalkan untuk mengejarmu yang
sebenarnya tak pernah berlari jauh, yang sebenarnya hanya diam dan aku selalu
melihatmu ditiap sudut pandangan mataku. Tapi aku lebih lemah dari kelemahan
yang sebenarnya terlihat.
Aku masih ingat sorot mata itu, masih ingat gerak gerik yang
terpancar dari pandangan tajam sore itu. Sama seperti hiasan sore ini, yang
sederhana tetapi penuh arti, itu menurutku, yang sudah tak sepenuh dulu untuk
kau harapkan lagi. Aku semakin melihat tanda bahwa kau akan menjauh, dengan
langkah kecilmu, ragamu perlahan menjauh. Ternyata kau menulisnya bukan dengan pensil,
sehingga aku sulit menghapusnya. Aku tak mungkin merobek lembarannya, karna aku
tak ingin kau hilang dari buku sejarah yang akan kuciptakan, tapi sayang aku
tidak mampu walau sudah banyak waktu yang ku habiskan dalam lamunanku.
Tulang rusukku yang hampir kutemukan kini perlahan pergi,
perlahan menjauh karna aku tak begitu kuat menahanmu untuk tetap disini, walau
aku tak menjaminkan bahagia untukmu, tapi harusnya aku mampu membuatmu yakin
untuk tetap bertahan disini. Bersamaku untuk kembali melanjutkan cerita kita
yang hampir tak menarik lagi. Maaf untuk yang sesaat dulu kutinggalkan kau
dipersimpangan jalan itu, maaf untuk semua kalimatmu yang terlontar bermaknakan
rasa sakit. Tanganku tak lembut untuk dapat menyentuh hatimu yang ternyata
sudah terlanjur kusakiti.
Tapi aku masih hafal sorot mata dan senyummu itu. Yang
tersembunyi dibalik wajah yang terpaksa mengalihkan pandanganmu dari aku. Tunggulah
sebentar, aku akan memintamu untuk tetap tinggal walau aku belum bisa menjamin akan
selalu memberimu bahagia, tapi aku bisa pastikan kita berdua akan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar