Aku terbuai keindahan kebersamaan yang selama ini kita punya
hingga aku lupa bahwa akan ada masa dimana kau pergi menuju jalanmu dan aku
dengan jalanku, sebab kita lupa untuk menyamakan tiket perjalanan kita karena
kita terlalu asyik dengan kebersamaan yang ternyata sementara itu. tapi tak
mengapa, jika kelak aku melangkah maka aku akan ditemani oleh bayang kenangan
yang sudah kita punya. Angin yang selalu kau janjikan tak akan lagi kita
nikmati bersama, namun begitu langit masih indah menaungi kita ditempat yang
berbeda.
Ternyata aku harus belajar kehilangan kalian semua. Yang berbeda
warna denganku, yang berbeda budaya denganku. Dan aku harus belajar menikmati
waktu yang aku punya tanpa kalian yang bisa membuatku tak sadar akan waktu yang
telah kuhabiskan. Dan ternyata ikatan kita tak begitu kuat untuk menyatukan
perbedaan yang kita punya.
Aku yang dulu hanya sesekali ingin menyendiri, kini harus
benar-benar sendiri. Tak punya telinga yang benar-benar ingin mendengar, tak
punya mata yang benar-benar mengasihi, tak punya hati yang benar-benar tulus. Ternyata
lebih mudah menerima dari pada melepaskan.
Kita bukan lagi sahabat kecil. Kitalah mungkin sahabat
hidup. Hidup untuk menghidupkan, hidup untuk mengasihi dan menyakiti. Telinga,
mata, dan hati yang tidak akan kupunya lagi itu adalah kalian yang sebagian
ingin mendengar, yang sebagian ingin menjauh, dan yang sebagian seolah tak
perduli. Walaupun bukankah kita pernah seirama getar suara namun kita belum
sempat menyeiramakan getar hati untuk mengasihi.
Entah akan apalagi yang alasan yang aku punya kelak untuk
kembali ke kota persinggahanku ini, selain kau dan kalian yang harusnya tetap
kuingat. Bayang-bayang persimpangan jalan semakin jelas tergambar dibalik
kelopak mataku, semoga ada hal yang membuatku mengikhlaskan jalan ini untuk dicabangkan.
Seperti doa kita dalam iman masing-masing, seperti itulah kelak kita akan
dipertemukan dengan keindahan wujud dari penantian yang tidak sia-sia.
Genggaman tangan kita memang tak berwujud pada mata tajam,
namun tersirat dalam naluri yang ternyata tumbuh selama perjalanan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar