“sayang, kamu terlalu baik untukku. Aku takut mengecewakanmu
karna nanti dismester depan aku sibuk, aku takut nggak bisa nyediain waktu buat
kamu. Maaf, kita harus putus, aku mau fokus sama kuliah aku.”
Begitu pesan
singkat yang aku terima malam itu, tepatnya malam minggu. Aku kaget, bagaikan
tersentak bangun dari mimpi indahku. Benarkah? Nyatakah? Mengapa? Semudah itu? Padahal
baru sebulan lalu kita merayakan anniversary kita yang pertama. Apakah ini
kesialan dari bulan ke13 untuk kita? Salah. Untuk aku. Kamu yang bersama aku
yang selama itu. Yang sudah memberikan harapan bahwa semua akan selalu begini,
sebelum semua menjadi buruk. Kamu juga
berhasil memebuat aku merasa bahwa tidak akan ada orang lain yang akan masuk
kedalam hatiku, karna pintunya telah kau tutup dan kuncinya slalu kau bawa
kemanapun kau mau.
Bayangkan, bisakah alasan itu kuterima dengan logis? Mungkinkah
memang begitu kenyataannya? ‘fokus kuliah’ aku masih bingung, apakah selama ini
aku menjadi bagian dari hal yang salalu mengganggu aktifitasmu? Berarti selama
ini aku menjadi penghalang jalan impianmu. Aku roboh. Aku retak. Hancur dan
serasa tak miliki arti serasa hina, jika ternyata semua memang begitu. Samampuku
aku menerima alasan mengapa kau ingin akhiri. Air mataku bahkan tak habis
menerima kenyataan yang cukup menyakitkan ketika aku tau, bahwa benar kau ingin
fokus kuliah, tepatnya fokus sama objek yang ada dikuliahmu. Ya wanita itu. Yang
ternyata setelah 8 minggu semuanya berakhir kau sudah menggantikanku dengan
wanita itu dalam hidupmu.
Secepat itukah ingatanmu luntur terhadapku? Lupa akan
semua yang pernah kita lewati dalam setahun lalu? Salah. Tepatnya 13bulan. Itu sakit,
sakit sekali. Saat aku memang mengira bahwa aku menjadi pengganggu dalam
kefokusanmu hingga aku membenci diriku sendiri karna hal itu. Ternyata aku
salah. Aku terlalu pintar menjadi orang bodoh yang menghujat diriku sendiri,
karna kamu. Kamu yang tak pernah berfikir bagaimana aku yang belum bisa
menerima semuanya berakhir sementara kau sudah dengan yang lain.
Hari ini tepat 25 minggu semuanya berlalu. 25 minggu lalu
awal dari mimpi buruk yang masih jelas kronologinya dalam hidupku. Begitu sulit
semuanya hingga aku juga masih terpuruk disini dengan semua janji yang pernah
kau ucapkan dulu. Itulah alasanmu meninggalkan aku dengan janji yang mungkin
kau rangkai dulu sebelum kau ucapkan padaku agar terkesan manis hingga aku ingin selalu mengenangnya sepanjang malam sebelum tidurku. Semua kalimat yang tertuju seolah bahwa
takkan pernah ada lagi yang lain dalam hidupmu, tapi ternyata aku salah, salah dari semua kebenaran cinta yang kujaga jauh didalam hatiku.
Masih pantaskah aku merasakan rindu? Masih bolehkah aku
mengingat dulu? Rindu ucapan selamat tidur sayang darimu. Rindu candaanmu. Aku sakit.
Sakit yang tak berwujud, yang tak tau dimana letak pusat sakitnya. Karna tak
hanya hatiku yang mersakan sakitnya tapi sudah semua bagian dari raga dan
tubuhku merasakan sakit yang luar biasa itu, jiwakupun sudah mampu merasakan sakitnya. Bahkan hingga semua orang yang
mengenalku memberikan suntikan vitaminpun aku masih juga terasa lemah. Aku butuh
waktu untuk semua ini. Untuk menerima alasan kefokusanmu dikampusmu itu. Kita saat
itu tak jauh. Tak juga lelah jika kita meniatkan langkah untuk selalu bertemu. Tapi
mengapa semua terasa jauh, itulah pertanyaanku dalam perjalan pulang setiap
hariku dari kampus yang membuat kita sebenarnya dekat. Dan ternyata kefokusan kuliahmu-lah yang menjadi alasan. Alasan mengapa
aku menjadi pasien dari dokter yang tak berwujud, yaitu waktu. Waktu yang akan
menyembuhkan sakit yang tak berpusat ini. Sakit yang menyembunyikan luka yang
tak tau bagaimana wujudnya.
Sekarang dalam kalender hidupku aku melingkari tanggal saat
aku pertama kali menjadi wanita yang ternyata akhirnya akan kau sakiti, 18. Itu
akan menjadi tanggal duka bagiku...
Semoga memang kali ini kuliahmu tak terganggu oleh objek
lain yang membuatmu tidak fokus, tidak seperti aku, yang katamu akan mengganggu
kefokusanmu, kak ian...
NV.Simanjuntak
palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar