Selasa, 16 Juli 2013

dia hanya buku, buku yang menyakitkan


Alam mungkin memang tak mengizinkan aku memiliki apa yang aku mau, untuk saat ini. Semakin aku merasa bahwa sampulnya begitu indah bahkan sangat indah maka semakin aku memulai membuka lembarannya hingga aku tiba didaftar isinya yang juga menarik. Dan aku meneruskan keingin mengetahui isinya, aku buka lagi lembar tiap lembarnya, perlahan aku membaca semakin aku tertarik semakin kuat rasa ingin memilikinya.
Hingga aku sampai pada bab yang begitu membuat aku merasa rendah, merasa kecil, merasa benar-benar wajar jika dia tak ingin untuk kupelajari. Bab itu membuat aku berfikir apakah sebaiknya aku meletakkannya lagi pada rak tempat ia memang berada. Dia begitu indah, begitu lebih dari aku yang tak hanya siapa-siapa, bahkan bukan apa-apa jika dibanding dengan apa yang ada didalamnya yang begitu luar biasa.
Bab itu serasa menamparku tiba-tiba. Membangunkan aku dari mimpi indah yang memimpikan semisal aku memilikinya dan hidup dalam dunia sambil aku mempelajarinya. Mempelajari bagaimana bisa sepertinya. Aku merasa kecil, seperti tak punya apa-apa, seperti orang yang paling malang saat aku membuka isinya hingga saat aku membacanya, itu luar biasa, luar biasa membuat aku ingin berhenti membaca dan meletakkan kemampuanku untuk membaca dan mempelajari apa yang ada pada tiap lembaran yang aku temui, bahkan tidak hanya dia, bahkan untuk semua, semua yang pernah kulihat, semua yang pernah menarik hatiku. Yaa.. untuk semua!!!
Pada bab itu aku disadarkan bahwa memang aku belum pantas untuk mempelajarinya. Dari bab itu juga aku bisa menyimpulkan sebatas mana kemampuanku dan apa alasannya hingga dia begitu susah untuk kupelajari dengan keterbatasanku. Bahwa bukan aku. Dan memang bukan aku!!! Aku merasa Isi awal tiap lembarnya hanya pancingan untukku meneruskan membukanya, dan agar aku tersadar secara kasar dari ketidakpantasanku untuk mempelajarinya, untuk menguasainya. Sepilu itukah? Kurasa demikian pilu. Demikian pilu bagi aku yang terlanjur menajatuhkan perhatian padanya. Kesulitan ini belum mampu kupelajari. Aku butuh waktu untuk melupakannya sejenak, untuk mempersiapkan kemampuanku mempelajari hal yang begitu sangat lebih dariku, lebih indah dan lebih sulit dariku.
Kelebihannya sungguh belum mampu menerima kekuranganku yang memang kurang jika dibanding dengannya. Buku itu terlalu sulit. SUNGGUH sangat sulit..

nvs.borjun
_Palembang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar