Senin, 06 Mei 2013

"aku suka kamu (titik)"



Tak bermaksud untuk menyakiti dan memberikan harapan palsu terhadap siapa pun, tapi ketahuilah bahwa inilah aku apa adanya. Seperti langit, saat ia akan hujan ia tak menutupi kegelapannya, saat ia cerah ia juga tak pernah hanya menyimpannya sendiri, ia berbagi kepada siapapun. Menjadi peneduh saat mathari dengan bingasnya memanaskan bumi. Salahkah jika hanya ingin menjadi teman untuk yang tak berteman?

Dosakah seandainya memberikan kebahagiaan yang hanya sementara?  Setelah mampu tersenyum lalu pergi meninggalkannya ? aku manusia yang tak berkeinginan banyak, cukup hanya menjadi teman yang tak berteman, cukup hanya memberikan kebahagiaan kepada yang selalu menangis. Tapi mereka menilai salah aku. Aku yang selalu dilarang untuk menjadi apa adanya diriku. Hmm. . . ya sudahlah mungkin terkadang memang harus sangat sulit memberikan pengertian kepada mereka yang tak pernah tau betapa sakitnya menahan sepinya waktu yang padahal ia terus berputar. 
 sakitnya langkah yang mengikuti jejak palsu yang dibuat oleh waktu.

Sakitnya mata yang selalu meneteskan air mata untuk merenungi kejamnya bumi yang tak sedikit pun memberikan kebahagiaan..

Lagi, aku melangkahkan kakiku dengan ringan untuk menghampiri setiap pribadi yang merana dibawah menara menara tinggi yang menjulang sejauh mata memandang. Dari atasnya tampak awan kejar kejaran dibawah naungan langit. Sementara matahri masih tetap dengan tekanan panasnya yang luar biasa. Beruntung bumi masih memperkerjakan angin sebagai peimbang ditanah kering ini. Lama sudah 6bulan yang lalu aku mulai tinggal dikota ini, dikota yang berselimut debu saat siang hari, yang bersoundtrackkan suara suara kemacetan disetiap sudut jalannya. Tapi inilah tempat yang paling aku impikan semasa dulu..hingga akhrnya aku bertemu dia. Aku masih nyaman dan tak ingin beranjak dari hati yang luar biasa membuatku sedih hingga hendak meneteskan air mata. Kini kurasakan apa yang mereka selalu rasakan. Aku yang sepi oleh waktu, aku yang menangis karna tak bahagia. Dan mungkin inilah bagianku, bagian kesengsaraanku.. 



Lihatlah keatas, maka akan ada cinta

Anggaplah hadirku seperti bulan yang memberikan terang dalam malammu

Seperti awan yang menjadi teman dalam siangmu

Yang hadirnya memberikan bekas indah yang berarti

Resapilah!!! Kita bertemu bukan karna perencanaan yang rapi

Tetapi ingatlah mengapa kita bisa saling menyapa

Itu karna ‘kasih’...

Kasih yang apaadanya kamu telah melengkapi tujuan hidupku

Dan apaadanya aku memberi cerita baru dalam lembaran hidup yang akan kau isi


Begitu surat yang kutuliskan ditepian sungai musi ini, surat yang tak sempat kuberikan padamu... hingga kukembali lagi kesini, tempat aku menulisnya dan kubentuk manjadi perahu kecil yang akhirnya kubirakan berlayar, hanyut, dan terbawa arus.
yang jelas kutahu "aku suka kamu (titik) !!!"


nvs




1 komentar: