Tak
bermaksud untuk menyakiti dan memberikan harapan palsu terhadap siapa pun, tapi
ketahuilah bahwa inilah aku apa adanya. Seperti langit, saat ia akan hujan ia
tak menutupi kegelapannya, saat ia cerah ia juga tak pernah hanya menyimpannya
sendiri, ia berbagi kepada siapapun. Menjadi peneduh saat mathari dengan
bingasnya memanaskan bumi. Salahkah jika hanya ingin menjadi teman untuk yang
tak berteman?
Dosakah
seandainya memberikan kebahagiaan yang hanya sementara? Setelah mampu tersenyum lalu pergi
meninggalkannya ? aku manusia yang tak berkeinginan banyak, cukup hanya menjadi
teman yang tak berteman, cukup hanya memberikan kebahagiaan kepada yang selalu
menangis. Tapi mereka menilai salah aku. Aku yang selalu dilarang untuk menjadi
apa adanya diriku. Hmm. . . ya sudahlah mungkin terkadang memang harus sangat
sulit memberikan pengertian kepada mereka yang tak pernah tau betapa sakitnya
menahan sepinya waktu yang padahal ia terus berputar.
sakitnya langkah yang mengikuti jejak palsu yang dibuat oleh waktu.
Sakitnya
mata yang selalu meneteskan air mata untuk merenungi kejamnya bumi yang tak
sedikit pun memberikan kebahagiaan..
Lagi,
aku melangkahkan kakiku dengan ringan untuk menghampiri setiap pribadi yang
merana dibawah menara menara tinggi yang menjulang sejauh mata memandang. Dari
atasnya tampak awan kejar kejaran dibawah naungan langit. Sementara matahri
masih tetap dengan tekanan panasnya yang luar biasa. Beruntung bumi masih
memperkerjakan angin sebagai peimbang ditanah kering ini. Lama sudah 6bulan
yang lalu aku mulai tinggal dikota ini, dikota yang berselimut debu saat siang
hari, yang bersoundtrackkan suara
suara kemacetan disetiap sudut jalannya. Tapi inilah tempat yang paling aku
impikan semasa dulu..hingga akhrnya aku bertemu dia. Aku masih nyaman dan tak
ingin beranjak dari hati yang luar biasa membuatku sedih hingga hendak meneteskan
air mata. Kini kurasakan apa yang mereka selalu rasakan. Aku yang sepi oleh
waktu, aku yang menangis karna tak bahagia. Dan mungkin inilah bagianku, bagian
kesengsaraanku..
Lihatlah keatas,
maka akan ada cinta
Anggaplah hadirku
seperti bulan yang memberikan terang dalam malammu
Seperti awan yang
menjadi teman dalam siangmu
Yang hadirnya
memberikan bekas indah yang berarti
Resapilah!!! Kita bertemu
bukan karna perencanaan yang rapi
Tetapi ingatlah
mengapa kita bisa saling menyapa
Itu karna ‘kasih’...
Kasih yang
apaadanya kamu telah melengkapi tujuan hidupku
Dan apaadanya aku
memberi cerita baru dalam lembaran hidup yang akan kau isi
Begitu surat yang kutuliskan ditepian sungai musi ini, surat yang
tak sempat kuberikan padamu... hingga kukembali lagi kesini, tempat aku
menulisnya dan kubentuk manjadi perahu kecil yang akhirnya kubirakan berlayar,
hanyut, dan terbawa arus.
yang jelas kutahu "aku suka kamu (titik) !!!"
nvs
(y) :)
BalasHapus