Tak perduli seberapa banyak air mata
yang harus tercurah. Tak ingat lagi seberapa besar tenaga yang harus terkuras. Yang
jelas inilah hidup. Tersedia ribuan anak tangga didalamnya. Anak tangga yang
harus mau tak mau dilewati demi sebuah kotak yang berisi rencana masa depan yang berada diluar pintunya, inilah syarat hidup yang tak mudah dipenuhi. dan semakin kita mampu berjalan diatasnya maka anak tangga ini pun akan semakin bertambah. Anak tangga inilah perumpamaan kesulitan hidup yang akan hadir tiap seasonnya dalam skenario hidup yang sudah diatur oleh Dia yang berkuasa.
Seperti bayi yang haus pelukan ibunya,
seperti itulah aku kurasa malam ini. Ditengah suara-suara khas malam, aku yang
merasa lelah akan semua hal yang terdaftar dicatatan harianku. Aku benci. Benci
keadaan ini..
Haruskah lagi aku memulai dari awal? Sedangkan
yang kujalani sekarang sudah cukup melelahkan jiwaku yang terlepas dari
hangatnya kasih sayang yang seharusnya bisa kudapat tiap detikku... bahkan kaki
pun hingga tak mampu berjalan lagi membawa tubuh yang sudah terlalu lemah. Bukan
kalah, tetapi lelah, dan ini semua sudah memuncak, bahkan hingga mengeluarkan
tetesan bening dari balik kelopak mataku yang melihat betapa kejamnya waktu
yang membiarkan aku mengejarnya sejauh yang ia mau. Dan kulihat anak tangga ini
pun seakan bertambah tinggi, tolong!! Nafasku terengah-engah berlari menaiki
anak tangga ini... sesulit inikah membangunkan semangatku yang perlahan mulai
meredup ditelan malam yang selalu menggoda untuk bermain hingga aku lupa bahwa
masih ada banyak anak tangga yang harus kulewati...
satu yang kudapati saat aku tengah berjalan menjajaki tingginya tangga itu adalah bahwa hidup memang harus dijalani sesuai apa yang sudah dituliskan oleh-Nya. Menyerahkan lembaran cerita hidup yang masih kosong kepada Tuhan berarti kita sudah siap dengan apa yang akan diberikannya. Rencana Tuhan pasti akan lebih indah..
palembang, 23 mei 2013
nvs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar