Jumat, 03 Mei 2013

awalnya saja, akhirnya beda




Yang jelas kuingat September tahun lalu. sabtu sore itu aku berdiri dipinggiran lapangan basket sekolah itu, sore itu, angin berhembus sesukanya sedikit memberantakkan rambutku. Lama menunggu jam kuliah agama masuk. Aku berusaha menghilangkan kebosananku menunggu lama. Berjalan, tak jauh dari ruang tempat perkuliahan dilaksanakan. Dan WOW... mataku tertuju pada seseorang yang berdiri disamping gereja yang ada di Methodist itu. Penasaran, mungkin jika aku menghabiskan nafasku, aku menjadi hantu penasaran karena sangking penasarannya aku. Kurasa kau pun begitu, bahkan hingga dua hari berikutnya aku masih mengingat kejadian itu, yang sebenarnya sederhana namun begitu berarti bagiku yang tiba-tiba bertemu dengan hal baru yang merefreshkan mata. Senang? Wow.. jelass dong, sudah dua minggu perkuliahan agama ku ikuti namun tidak ada yang indah dilihat kecuali setelah kehadiranmu.selasa pagi itu, saat sedang praktikum diLab, aku iseng membuka twitter karna bosan mendengar ocehan dari para asisten, tak disangka kegembiraanku semakin bertambah saat kulihat followers-ku bertambah, dan saat kulihat ternyata.. Ohh... hari itu sungguh tak bisa kulupakan, Ituu kamuu.. yaa.. kamu,  yang kulihat sabtu sore saat menunggu kuliah dimulai. Dengan spontan aku tertawa dan beruntung asisten tidak mendengarnya, mungkin itu keberuntungan lain selain aku mendapat followers terspesial. Sengaja tak aku follback langsung karna aku menunggu mention darinya. curang? ya biarin aja.
 Singkat ceritanya, aku bahkan mendapat nomor handphone-nya, wahh itu hal yang patut disyukuri, karna bukan aku yang memintanya duluan. Kita SMS-an. Kita mention-an. Kita saling penasaran. dan bahkan dia mencuri sebagian hati dan pikiranku. TIBATIBA... kesedihan itu datang tiap kali dia mengajakku pergi, nonton bareng, berangkat kuliah agama bareng, dan bahkan tawaran dia mengajakku kegerja pun tak sempat aku penuhi. Bukan aku sengaja. Bahkan sejujurnya itulah yang aku inginkan. Tak lama kemudian semuanya hilang. SMS pun hilang. Mention pun hilang. Yang kutahu hanya perasaan yang sempat kujaga yang tak hilang, bahkan hingga sekarang. Ehh.. dia tak hilang. Haa?? Tak hilang? Dimana? Ahh entahlah. Aku.. aku.. Ohh sudahlah, dia memang terlanjur sudah melekat. Susah. Bahkan setelah beberapa bulan kehilangannya aku (masih) belum bisa lupa. Bahkan semakin jelas kronologi pertemuan aku dan dia, sabtu sore itu. Hingga sekarang.

Buatmu, yang (sengaja) menjauh

Kau mungkin dapat menjauh, sejauh apapun yang kau mau

Tetapi maaf. Kehadiranmu yang singkat itu sudah terlanjur kubingkai dan kupajang

Aku tau, kau ada disana.

Diseberang Sungai Musi ini, kau berdiam.

Dan mungkin itu jauh, jauh bagimu yang belum sadar bahwa ada aku

Yaa.. kau ternyata (memang) jauh, kau sulit,  tak mudah bagiku yang hanya bisa merangkai kosa kata untuk selalu menceritakan tentangmu.

Yang tak pernah kau baca.

Tapi inilah caraku (titik) Biarlah dengan puisi-puisi yang kutulis ini caraku mengungkapkannya padamu, yang tak semua tau tentang aku

‘jika Ia yang berkuasa tak membiarkan aku dan kamu menjadi KITA, maka biarlah Ia juga yang akan membuka hati yang telah terlanjur mengunci engkau’

Walau bahkan hingga kini, kau hanya mampu berputar tanpa berkeinginan untuk berhenti
atau bahkan ingin melupakan aku yang (dulu) pernah dengan sengaja kau cari
aku tak sengaja menjatuhkan pilihan padamu, yang benar ialah cinta yang terlanjur memilih hatimu sebagai tempat persinggahan..


berkisah dari september 2012
n.v.simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar