Sabtu, 07 September 2013

penghapus bukan pensil

kamu mengusik keinginan untuk menuliskan sedikit tentangmu dan banyak tentang kita (dulu). yang pernah tersembunyi dari banyak orang yang tak pernah tau tentang semua itu. dulu semuanya menyatu kebahagian yang dulu kunyatakan indah tapi kembali saat kuingat aku menganggapnya hanya cerita pendek yang sangat pendek. aku tak bisa menamai itu apa. mengertilah bahwa saat ini tak seindah dulu, setelah kesalahan demi kesalahan (mungkin) tak sengaja terlontar dari ucapan kita. aku tak bisa menyebutkan aku ini pemeran protagonis atau aku lah pemeran antagonisnya. mungkin benar sesal yang selalu kamu ucapkan tiap pertemuan kita, entah itu karena hal lain yang selalu kamu lihat dari aku atau memang karena perasaan yang seperti kamu jelaskan waktu itu. harusnya kamu mengerti bahwa tak mudah untuk mengahapus luka dan megobati luka yang (mungkin) tak sengaja kurasakan, yaaa, 'tak sengaja kurasakan'. harusnya kamu pahami setiap senyum yang ada. aku sudah lelah untuk bermain dan dipermainkan. karena setiap aku bermain aku merasa gagal, gagal mengaplikasikan perasaan yang aku punya. dan bahkan untuk memulainya lagi pun aku sudah enggan jika secepat ini. mengertilah jika untuk mempermainkan itu sangat mudah kujalani, tapi ini berbeda. kamu sudah terlalu lama terkubur dalam rasa sakit yang dulu begitu membuatku merasa 'bodoh'. bodoh karna aku pernah jatuh kelubang yang sama untuk kedua kalinya. dan dengan sakit yang sama, dan pada orang yang sama. itu sesalku.

kamu itu pensil tanpa penghapus.
harusnya kamu tau jika kamu tak memiliki penghapusnya biarkan dengan sendirinya waktu yang akan menghapus hingga semua bersih dan kamu bisa datang lagi untuk menuliskan. tetapi pensil akan tetap menjadi pensil tidak mungkin akan beubah menjadi penghapus. kamu sudah menuliskan cerita luka dilembaranku saat itu, aku baru hanya bisa mengobati sakitnya belum menghapus bersih tulisan itu. aku tak begitu yakin kamu mampu menjadi penghapus dari tulisan yang sudah kamu buat.

tahu tidak, saat kamu pergi aku sudah bertekad untuk tidak mau jatuh kedalam lubang itu lagi. karna aku sudah tau bagaimana sakitnya. perasaanku takkan pernah bisa mengalahkan logikaku. saat otakku sudah berpikir bahwa ternyata aku telah tersakiti maka tekadku yang akan menjadi tameng dari semua akan terulang.

Untuk saat ini aku akan menutup cela yang ada, karna untuk meyakinkan menerima semuanya kembali aku harus menghapuskan semua yang dulu dan takkan mengingatnya, supaya (jika) kelak dipertemukan maka semua yang dijalani adalah hal baru. aku ingin dunia pun melupakan sakit yang pernah ada dan luka yang pernah membekas. itu jika semua yang kusampaikan tidak berubah karna waktu.

terkadang mimpi indah bisa berubah menjadi mimpi terburuk sepanjang masa, itulah sebabnya aku tak ingin dirajai mimpi yang hanya datang saat malam menyapa untuk mengajakku tertidur. begitu juga cinta, mereka selalu bilang cinta tanpa logika, tapi sebisaku aku tak ingin terlihat bodoh karna mencintai, aku tak ingin menerima kekurangan siapapun kelak dengan apa adanya, tetapi aku ingin dengan logikaku mengubah kekurangan itu untuk menjadi suatu hal yang berbeda jika telah bersamaku. aku memang telahir karna cinta, tapi aku tak ingin mati karna cinta.



n.vlntn.s
plmbg 7spt2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar