lihat langitnya! langit yang sama yang kita lihat malam ini. rasakan anginnya, juga angin yang sama-sama berhembus untuk kita, malam ini. malam penghujung bulan september yang seakan mengulang sendiri semua sakit dan senang karna sebuah nama. yang membahas begitu banyak tentangmu yang masih sama seperti lalu-lalu. lupa atau bahkan sengaja melupakan.
tapi apapun itu, malam ini aku ingin seperti mereka yang lain, yang menaruh harapan pada sesuatu yang baru. ikhlas berjalan dijalan yang tak mudah, yang dihiasi dengan segala makhluk yang bisa mengisahkan sakit dan senang. bukan dilihat dari kuatnya, tapi bagaimana hatinya untuk menghadapi segala macam susah yang tersedia dihamparan jalan yang dapat menghantarkan seseorang pada sebuah tujuan.
ini semangkuk kegalauan yang terletak jauh didasar hati. bagaimana tidak galau, jika semua yang datang seperti bus hanya singgah. sendiri itu lebih baik, tapi kelak berdua itu adalah untuk menjadi lebih baik. ternyata tak semua yang kita yakinkan baik akan selalu baik. bahkan dalam bahasan hati atau perasaan. ini bisa dikatakan sebagai evaluasi jiwa akhir bulan, karna semua telah kuungkapkan. ini lebih nyaman, bercertita pada sesuatu yang ada tapi tak berwujud, dia akan mampu menerima segala yang kita letihkan, tak sepertimu, yang mengajakku senang yang belum bisa mengobati sakit. kata mereka aku kuat, kuat dengan semua yang kurasakan, kuat dengan keadaan yang memisahkan dengan tak sengaja. aku tak bisa menamai bulan ini bulan apa, seakan semua runtuh di bulan ini. dari aku yang mulai percaya hingga aku yang mulai benci. benci kenapa Tuhan mempertemukan aku pada orang-orang yang membuatku membenci sebuah pertemuan. kelemahanku adalah kelemahan kelemahan yang kupunya, kelebihanku adalah kelebihan yang membuatku lemah.
mereka bilang nasibku terlalu beruntung, saat banyak hal yang mendukung keberuntunganku itu, tapi tiba-tiba aku menjadi orang yang tak berarti saat aku dikalahkan karna tiap mereka yang hanya duduk dan tak lama itu berdiri kemudian pergi. tetapi seperti kata seorang sahabatku "kita kuat" maka aku akan kuat untuk tetap ikhlas, seperti yang diajarkan oleh seorang sahabatku itu.
sekali lagi, aku lemah karena kelemahan-kelemahan yang kupunya, dan aku lebih karena kelebihan yang membuatku lemah. aku bahkan lupa cara untuk membagi kisah dengan yang lain..
selamat berlalu september sedihku, jangan tinggalkan sedikitpun luka, seperti sandiwara yang sering dia lakukan. yang seolah tak melihat aku, yang seolah lupa aku, yang seolah semua tak pernah ada kenangan apapun denganku. berlalulah septemberku, seperti aku akan me-lalu-kan semua hal yang pernah ada didalam pikiranku selama kau (septemberku) hadir. biarlah aku terbuai luka untuk malam ini saja, agar esok kujelang dengan senyum baru untuk menjelang ulang hariku tiba, biarkan semua kepiluan dibulanmu menjadi langkah dewasa menjelang hari tuaku nanti..
seperti sesak yang selalu menyiksa, maka aku akan menyiksa sesal yang selalu menggoda
untuk malam ini, sampaikan bahwa semua akan kuusahakan menghapusnya walau tanpa penghapus dan meski itu sulit untuk menghilangkan sakitnya...
nrt.vlntn.smnjntk
plmbng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar